Perjuangan Kamas Setiyoadi Usai Merdeka, Dirikan Perguruan Silat Dalikumbang

Urban Legend

Perjuangan Kamas Setiyoadi Usai Merdeka, Dirikan Perguruan Silat Dalikumbang

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 12 Okt 2022 09:21 WIB
kamas setiyoadi
Imam, murid Kamas Setiyoadai menunjukkan foto gurunya (Foto: Enggran Eko Budianto)

Imam menuturkan ilmu kanuragan tak lagi diajarkan di perguruan silat Dalikumbang sejak Kamas wafat pada 12 Oktober 1980. Jenazahnya dikebumikan di Makam Umum Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko.

"Waktu itu warga (pesilat Dalikumbang) senior tidak ada yang berani menurunkan karena tidak ada perintah maupun wasiat dari beliau. Karena khawatir kena sanksi pemegang ilmu kanuragan di hari tua atau menjelang ajalnya," cetusnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai saat ini perguruan silat Dalikumbang masih eksis di Mojokerto dan Jombang. Ilmu yang diajarkan murni bela diri untuk mengejar prestasi di berbagai kompetisi. Sebagai pendiri, Kapten Kamas dikukuhkan sebagai guru besar perguruan silat ini. Ia telah melahirkan ribuan pendekar.

"Dari awal berdiri sampai sekarang warga Dalikumbang ya ribuan. Saya sendiri melatih di 6 lokasi, sekolah dan kampung sejak sekitar tahun 2002," cetus Imam.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, kata Imam, Kapten Kamas juga mewariskan nilai-nilai luhur sebagai pesilat. Ajaran Komandan Kompi Kucing Hitam itu terus dipegang teguh seluruh warga Dalikumbang. Yaitu ajaran prasetya warga dan tri dharma Dalikumbang.

"Intinya rasa persaudaraan dengan sesama, baik sesama warga Dalikumbang maupun dengan perguruan lain kami tetap satu wadah, pencak silat, tidak ada perbedaan. Sehingga sampai sekarang tidak pernah Dalikumbang bentrok dengan perguruan lain," terangnya.

Putri Kedua Kapten Kamas, Sri Hastoeti menambahkan mendiang ayahnya mempunyai kecintaan yang luar biasa kepada perguruan silat Dalikumbang. Tidak hanya waktu dan tenaga, ayahnya sering kali menggunakan uang pribadi untuk melatih murid-muridnya. Tak pelak banyak pemuda pemudi yang tertarik mengikuti pelatihan silat di rumahnya kala itu.

"Latihan di sini banyak yang ikut. Karena tidak bayar, bapak malah memberi mereka kue supaya semangat. Sekarang banyak muridnya yang bisa mengobati orang dan melatih bela diri," tandasnya.

Semasa hidupnya, Kapten Kamas Setiyoadi memimpin Kompi The Black Cat untuk merebut kemerdekaan dari Belanda yang melakukan agresi militer II pada 19 Desember 1948. Kompi itu dibentuk pada 25 Desember 1948 untuk menunaikan tugas langsung dari Komandan Divisi Jawa Timur Kolonel Sungkono. Yaitu mengacaukan keamanan wilayah-wilayah yang dikuasai penjajah.

Meski anggotanya kurang dari 75 orang, Kompi Kucing Hitam berulang kali melakukan aksi teror, sabotase dan penyerangan terhadap pasukan Belanda maupun pribumi yang loyal terhadap penjajah. Oleh sebab itu The Black Cat sangat ditakuti Belanda maupun para penghianat. Terlebih lagi Kapten Kamas sangat licin sehingga tak bisa ditangkap.

Puncaknya pada November 1949, pasukan ini berhasil menguasai wilayah Mojokerto, Bangsal, Puri, Sooko dan Trowulan. Perjuangannya Kompi Kucing Hitam yang dikomandoi Kapten Kamas berakhir setelah Belanda mengembalikan kedaulatan NKRI pada 27 Desember 1949.



Simak Video "Video Kala Prabowo Ungkap Rampasan Belanda Setara 140 Tahun Anggaran RI"
[Gambas:Video 20detik]

(dpe/iwd)


Hide Ads