Reaksi Keras PAN soal Gaduh Istilah Nasdrun: Racun yang Mengotori Otak!

Kabar Nasional

Reaksi Keras PAN soal Gaduh Istilah Nasdrun: Racun yang Mengotori Otak!

Tim detikNews - detikJatim
Senin, 10 Okt 2022 13:43 WIB
Viva Yoga Mualadi
Waketum PAN Viva Yoga Mauladi mengkritisi keras munculnya istilah Nasdrun. (Foto: Fraksi PAN)
Jakarta -

Partai Amanat Nasional (PAN) bereaksi keras terkait dengan istilah Nasdrun yang belakangan bikin gaduh media sosial. Istilah Nasdrun mencuat setelah NasDem resmi mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. PAN secara tegas menolak gaya politik identitas dan menyebut istilah Nasdrun bisa jadi racun yang mengotori masyarakat.

"Istilah tersebut adalah bentuk framing media yang destruktif dan menjadi racun yang mengotori otak dan pemikiran masyarakat Indonesia," tegas Waketum PAN Viva Yoga Mauladi seperti dilansir dari detikNews, Senin (10/10/2022).

Viva menembahkan, istilah Nasdrun sama seperti pertarungan cebong vs kampret, kadrun, dan sebagainya. Semuanya, kata Viva, tidak mencerdaskan kehidupan bangsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Istilah-istilah cebong, kampret, kadrun, Nasdrun, dan apa lagi nantinya, menyebabkan polusi dan udara politik menjadi pengap, tidak sehat, dan tidak mencerdaskan kehidupan bangsa," tambahnya.

Lebih jauh lagi, istilah politik identitas seperti Nasdem sama-sama tidak akan membawa untung untuk kompetisi Pilpres 2024 mendatang. Penggunaan identitas agama akan sangat tidak menyehatkan pemilu. Kompetisi akan mengarah ke zero sum game.

ADVERTISEMENT

"Hal itu akan menyebabkan kompetisi elektoral di pilpres mengarah ke zero sum game, menang jadi arang kalah jadi abu. Atau seperti kata pemikir Thomas Hobbes, 'Homo homini lupus est', manusia bagai serigala yang memakan atau menikam sesama manusia," katanya.

"Istilah negatif itu akan mempertebal penggunaan identitas agama dimasukkan ke dalam turbulensi politik demi peningkatan elektoral," imbuh Viva.

Viva melanjutkan, menggunakan hak pilih merupakan hak asasi. Dia mengingatkan berbagai pihak agar tak memasukkan perbedaan primordial untuk alat politik dalam rangka menjelekkan figur tertentu. Dia menekankan parpolnya menolak gaya politik identitas semisal memakai diksi Nasdrun.

"Memilih itu hak asasi. Dasar pilihan karena kesamaan asali (primordial) berdasarkan suku, agama, ras, etnis, atau budaya adalah hak politik warga yang dijamin oleh konstitusi. Tetapi jangan memasukkan perbedaan primordial itu untuk alat politik dalam rangka menjelekkan, memfitnah, hate speech dari figur tertentu untuk tujuan meningkatkan elektoral. PAN menentang dan menolak gaya dan cara politik identitas seperti ini," katanya.

NasDem Tak Mau Ambil Pusing dengan Munculnya Istilah Nasdrun

Sementara itu, Waketum NasDem Ahmad Ali istilah Nasdrun itu muncul dari orang-orang yang berseberangan dengan NasDem dan Anies. Dia mengaku tak mau ambil pusing dengan gaduhnya Nasdrun di media sosial.

"Partai baru, baru mendaftar kali. NasDem kan namanya Nasional Demokrat, kok Nasdrun itu. Nggak kenal saya. Itu partai baru itu. (Soal Nasdrun dikaitkan dengan logo NasDem) Ya itu mungkin dianggap NasDem mau berkoalisi dengan Nasdrun," kata Ali saat dihubungi, Minggu (9/10/2022).

Ali mengatakan pihaknya tak mengenal istilah 'kadrun' di perpolitikan nasional. Ali mengatakan NasDem fokus mengusung politik cerdas guna menguatkan demokrasi.

Ali menilai sebutan itu merupakan bentuk personifikasi atas keputusan NasDem yang mengusung Anies. Menurutnya, hal ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak senang atas keputusan NasDem itu.

"Kalau kemudian kita mencalonkan Anies terus dipersonifikasi kita sebagai kadrun kek, cebong kek, kampret kek, itu yang dasarnya orang tidak senang ya tidak senang aja kan. Jadi bagi saya sebagai wakil ketua umum partai menganggap bahwa yang mereka sebut Nasdrun itu bukan NasDem karena nama partai kami NasDem bukan Nasdrun. Yang pasti NasDem tidak pernah berencana koalisi dengan Nasdrun," katanya.

Eks Ketua Fraksi NasDem DPR ini lantas mengaku tak memusingkan munculnya sebutan Nasdrun. Dia ogah 'menari di atas panggung orang lain'.

"Bukan serangan, lucu-lucuan aja itu. Ngapain saya memusingkan hal itu. Kalau kita memusingkan itu kita menari di atas panggung orang itu," kata dia.




(dte/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads