Cerebral Palsy (CP) atau Palsi Serebral merupakan suatu keadaan (bukan penyakit) yang mempengaruhi perkembangan kontrol otot dan gerak, serta postur tubuh manusia. Kondisi ini harus dipahami oleh seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap penyandang CP.
Karenanya, ada Hari Cerebral Palsy Sedunia yang diperingati setiap 6 Oktober. Peringatan ini merefleksikan pentingnya merenungkan solusi untuk penyandang disabilitas CP.
Hari Cerebral Palsy Sedunia
Melansir dari situs World Cerebral Palsy Day, masyarakat diminta untuk bersama-sama memperingati Hari Cerebral Palsy setiap tanggal 6 Oktober. Serta memberi dukungan, merangkul keragaman, dan membantu memberi solusi masa depan bagi penyandang cerebral palsy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Refleksi tersebut dilatarbelakangi oleh data, lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia yang merupakan penyandang disabilitas. Namun, akses disabilitas tampak masih minim di dunia ini.
Karenanya, diharapkan semua orang bisa berkontribusi untuk mencari terobosan dalam teknologi yang bisa diakses penyandang disabilitas. Baik kerabat, teman, keluarga, dan komunitas pendukung penyandang CP lainnya.
Sementara itu, Hari Cerebral Palsy juga dijelaskan dalam laman Kementerian Kesehatan RI. Salah satu tujuan peringatan tersebut adalah untuk meningkatkan kepedulian semua elemen terhadap cerebral palsy.
Stakeholder yang terlibat tidak hanya dari bidang kesehatan. Namun juga aspek pekerjaan (pemberi kerja, pemilik perusahaan), aspek pendidikan (tempat pendidikan, teknik mengajar), aspek arsitektural gedung, aspek sosial (bantuan sosial dan motivasi), serta aspek pembiayaan kesehatan, dan lain-lain.
Apa itu Cerebral Palsy?
Artikel Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PERDOSRI) menjelaskan bahwa cerebral palsy atau palsi serebral merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi perkembangan kontrol otot dan gerak serta postur. Akibatnya, muncul disabilitas permanen.
"Hal tersebut terjadi akibat kerusakan otak pada bagian yang mengontrol gerakan. Akibatnya adalah munculnya disabilitas yang permanen seperti di antaranya kelemahan otot, dan kekakuan (spastisitas)," tulis dr Ellyana Sungkar.
Penyebabnya adalah suatu keadaan yang menyebabkan kerusakan pada otak. Hal ini dapat terjadi dengan adanya faktor risiko masa kehamilan, saat persalinan maupun setelah lahir. Kerusakan otak dan akibat lainnya membuat seseorang sulit mencapai kemampuan sesuai perkembangan normal.
Ada juga gejala lain yang mungkin menyertai CP. Seperti kejang, perubahan perilaku yang menambah keterbatasan untuk beraktivitas dan berkembang.
Gangguan fungsional yang mungkin terjadi pada penyandang CB antara lain gangguan komunikasi, gangguan mobilisasi, gangguan aktifitas sehari hari seperti mandi, makan, dan Iain-lain. Gangguan ini berdampak pada partisipasi di masyarakat seperti sekolah, melakukan hobinya maupun bekerja.
Rehabilitas dan intervensi multidisiplin sejak dini dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang CP. Baik dari pihak keluarga maupun pengasuhnya, serta komunitasnya.
Program rehabilitasi pada CP pada umumnya memerlukan latihan jangka panjang dan pengaturan posisi pada 24 jam setiap aktifitas. Serta obat yang diminum maupun disuntik, ortosis dan alat bantu serta alat modifikasi aktifitas sehari-hari.
Demikian informasi tentang Hari Cerebral Palsy Sedunia. Semoga bermanfaat ya.
(hse/sun)