Mereka yang Fobia pun Tak Mau Menyiksa Apalagi Membunuh Kucing

Sorot

Mereka yang Fobia pun Tak Mau Menyiksa Apalagi Membunuh Kucing

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 01 Okt 2022 09:16 WIB
kucing-kucing di malang yang berkeliaran
Kucing domestik di perumahan Kota Malang. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)

Bila Kartika takut dengan bulunya dan Syadza kadang-kadang takut bila didekati kucing, warga salah satu Perumahan di Gedangan, Sidoarjo Restu Indah (39) lebih parah lagi. Salah satu penyiar radio swasta di Surabaya itu bahkan ketakutan dengan gambar kucing. Ya, padahal cuma gambarnya.

Begitu melihat gambar kucing, mendengar rekaman suara kucing, apalagi bila berhadapan langsung dan mendengar langsung suara kucing, Restu akan berteriak atau meloncat menghindar. Restu bisa dibilang orang yang fobia terhadap kucing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pokoke intinya aku iki fobia, tapi aku sakne ambek kucing. Tapi yo'opo maneh (Pokoknya intinya aku ini fobia, tapi aku kasihan sama kucing. Tapi mau bagaimana lagi)," ujarnya kepada detikJatim, Sabtu (1/10/2022).

Restu pun menceritakan bagaimana dirinya serba salah bila langsung berhadapan dengan kucing. Pernah sekali waktu saat dirinya pulang ke rumah naik mobil, tiba-tiba di tengah jalan perumahan itu ada kucing yang sedang berleha-leha. Seketika itulah Restu menghentikan mobilnya.

ADVERTISEMENT

"Kadang-kadang sampai kucing itu lema-lema nang dalan, akhire aku mandeg (berhenti). Mandeg mobilku, diam-berhenti-nangis, aku telepon orang di rumah. Kalau orang di rumah enggak ada, aku telepon satpam. Bagaimana caranya agar jalanku lurus, tidak diganggu sama kucing," ujarnya.

Dia menyebutkan di perumahan tempat dia tinggal kucing domestik yang berkeliaran akan dirazia oleh petugas keamanan setempat. Bukan atas permintaannya, tapi karena cukup banyak warga perumahan yang terganggu.

"Kucing liar di perumahanku sekarang dirazia. Karena ada yang sampe kaya pup di mobil apa sandalnya orang-orang itu. Bukan, aku enggak pernah komplain karena itu subjektif. Kalau aku sih berupaya menghindar aja, yang ngusir biar orang lain," katanya lalu tertawa.

Meski secara pribadi dia menganggap semua kucing mengganggunya tapi secara nurani Restu menegaskan bahwa tidak seharusnya kucing mendapatkan perlakuan kekerasan. Apalagi sampai diracun. Dia sendiri punya pendapat tentang bagaimana mengusir kucing yang tidak sampai menyakiti.

"Nyingkirkan kucing, ya, pake umpan. Jangan dilempar dan lain-lain. Tapi aku pribadi nyiram (pakai air). Hahahaha. Jarang sih, ya tadi kalau aku berusaha menghindari aja," katanya. "Kucing sampai diracun. Duh, jangan. Itu dosa, kita enggak boleh gitu, meskipun kalau kucing datang aku pasti berok-berok (teriak-teriak)."

Pada intinya, Restu yang fobia terhadap kucing pun tidak setuju adanya perlakuan kekerasan terhadap kucing. Demikian halnya Kartika, Syadza. Apalagi Selvy yang penyayang kucing.

"Enggak lah. Biar pun saya tidak suka kucing, tapi saya enggak pingin sampai membunuh atau membuang. Saya lebih baik menutup pintu sebelum (kucing itu) masuk rumah atau menghindari," kata Kartika, warga Sidoarjo.

Begitu juga dengan Syadza yang cenderung tidak terlalu menyukai kucing dan kadang merasa terganggu dengan perilaku buang air sembarangan. Dia turut sedih saat melihat ada kucing yang diduga sengaja diracun.

"Walaupun saya tidak terlalu suka kucing, bahkan suka ketakutan saat didekati kucing, saya sedih melihat berita yang beredar. Hanya bisa merasa kecewa pada orang-orang yang tega meracun kucing-kucing itu. Kenapa sampai hati melakukan tindakan itu," katanya.


(dpe/fat)


Hide Ads