Para calon jemaah umrah ini datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mereka datang berbondong-bondong ke Polres Kediri Kota untuk melaporkan dugaan penipuan yang dilakukan biro umrah.
Dugaan penipuan ini baru disadari puluhan calon jemaah umrah pada malam sebelum keberangkatan. Menurut calon jemaah secara tiba-tiba biro umrah memberi tahu bahwa visa dan tiket keberangkatan belum jadi.
Ada puluhan orang yang gagal berangkat menunaikan ibadah di Tanah Suci Makkah. Eko Kustiawan, salah satu calon jemaah umrah menegaskan bahwa mereka meminta uang jemaah bisa dikembalikan.
Eko mengatakan dengan adanya pengembalian uang yang dikeluarkan, dengan demikian para calon jemaah itu bisa berangkat umrah dengan biro yang lain. Eko menyampaikan itu mewakili 68 jamaah yang datang dari Kediri, Trenggalek, Tulungagung, Nganjuk, Surabaya, bahkan dari Jakarta.
"Tuntutannya agar uang dikembalikan sehingga kami bisa berangkat dengan biro lain. Hingga saat ini sekitar 68 jamaah yang gagal berangkat, masing-masing jemaah telah membayar mulai 30 juta hingga 35 juta per orang," kata Eko, Kamis (29/9/2022).
Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Tommy Prambana mengatakan bahwa pihak Satreskrim saat ini sedang melakukan penyelidikan atas laporan dugaan penipuan dan penggelapan umrah tersebut.
"Jumlah jemaah yang didata oleh Satreskrim sebanyak 66 orang, dan saat ini kasus itu sedang dalam proses penyelidikan," jelas Tommy.
Sementara itu berdasar data yang diperoleh detikJatim, pihak biro umrah telah menarik biaya Rp 30 hingga 35 juta kepada setiap orang. Total kerugian yang dialami calon jemaah umrah yang gagal berangkat itu mencapai Rp 2 miliar.
(dpe/iwd)