Selama kurun 8 bulan, ada 69 kasus demam berdarah degue (DBD). Satu anak di antaranya meninggal dunia. Munculnya kasus ini menyebabkan Dinkes Kota Blitar turun tangan.
Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Blitar, Trianang Setiawan mengatakan, semua puskesmas diminta melaksanakan fogging. Khususnya di lingkungan sekolah, sebagai antisipasi pencegahan penularan DBD pada usia anak.
"Apalagi ini menuju musim hujan, jadi sebagai antisipasi kami upayakan fogging ke sekolah. Untuk mencegah DBD," terang Trianang saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (30/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Trianang, jumlah kasus DBD di Kota Blitar mencapai 69 kasus kasus mulai Januari hingga Agustus 2022.
"Ada satu kasus yang meninggal dunia, pada usia anak. Karena memang yang mendominasi kasus penderita DBD adalah usia 5 - 14 tahun," tandasnya.
Salah satu pencegahan yang dilakukan yakni fogging di sejumlah sekolah hari ini. Kali ini 4 sekolah dilakukan fogging. Dari pantauan detikJatim, fogging dilakukan di empat sekolah. Di antaranya, SDN Sananwetan 1, SDN Sananwetan 3, SMAN 1, dan di kompleks sekolah Taman Siswa. Sementara sejumlah sekolah lainnya dilakukan fogging secara bertahap.
"Iya hari ini ada kegiatan fogging di sekolah dari Puskesmas Sananwetan. Kemudian untuk siswa belajar secara daring di rumah," ujar Kepala SDN Sananwetan 1, Wahono kepada wartawan.
Wahono menyebutkan, ada salah satu siswanya yang terjangkit DBD beberapa pekan lalu. Namun, siswa tersebut sudah sembuh dan beraktivitas seperti biasanya. Untuk itu, adanya fogging sangat membantu sekolah dalam mencegah DBD dengan membunuh nyamuk.
"Alhamdulillah sudah difogging. Semoga tidak ada lagi yang terkena DB lagi," harapnya.
(fat/fat)