Seorang ibu rela melakukan apapun demi menyelamatkan anaknya, meski harus berkorban nyawa. Hal ini yang dilakukan ibu di Dusun Dengok, Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Lamongan. Ia rela menerobos panasnya api demi menyelamatkan sang buah hati.
Ibu tersebut yakni Hanis Sri Lestari. Ia rela masuk kembali ke rumahnya yang tengah kebakaran demi menyelamatkan anaknya, Naja Oktavia yang masih duduk di bangku kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI). Namun, kisah heroik sang ibu ini berakhir nahas. Keduanya tewas terpanggang hingga kejatuhan atap bangunan yang ambruk saat kebakaran.
detikJatim menghimpun sederet fakta yang menyayat hati ini, simak ya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ibu Sempat Berteriak Minta Tolong
Kebakaran ini tak hanya menewaskan ibu dan anak. Namun, dua rumah juga ludes terbakar dalam peristiwa ini. Minatus Sholihah (30), tetangga korban menuturkan, peristiwa kebakaran itu terjadi pada Rabu (28/9) dini hari kala korban tengah terlelap sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, warga memang mendengar teriakan minta tolong.
"Pukul 02.00 WIB itu apinya sudah besar. Terus Bu Hanis itu keluar teriak-teriak minta tolong," tutur Sholihah kepada detikJatim, Rabu (28/9/2022).
2. Sempat Masuk Kembali ke Rumah
Menurut Sholihah, saat keluar dan berteriak minta tolong itu, Hanis ternyata masuk ke dalam rumah lagi yang telah dikuasai api. Ia nekat masuk karena teringat anaknya masih tertidur di dalam rumah.
Nahas, saat masuk rumah, anak dan ibu itu tertimpa atap yang ambruk. Atap itu ambruk karena besarnya api yang membakar. Api yang semakin membesar itu juga membuat warga akhirnya perlahan mundur.
"Setelah minta tolong itu masuk lagi, teringat anaknya yang masih tidur di dalam rumah. Pas tertimpanya mungkin sekitar pukul 03.00 WIB," ujar Sholihah.
3. Api Diduga dari Kompor yang Lupa Dimatikan
Para tetangga korban menduga kebakaran itu disebabkan karena Hanis tengah memasak, namun ditinggal tidur. "Katanya adang (masak nasi) terus ketiduran," kata Sholihah.
Ada juga yang menyebut kebakaran disebabkan korsleting listrik. Namun menurut tetangga bahwa api berasal dari bawah bukan atap rumah.
"Ada yang bilang listrik, tapi logikanya kalau dari listrik ya di atas sumber apinya. Lha ini dari bawah munculnya," jelas Sholihah.
Cerita penghuni rumah lainnya saat terjadi kebakaran. Baca di halaman selanjutnya!
4. Korban Membuka Toko Kelontong
Ia menambahkan, Hanis selama ini diketahui juga membuka toko pracangan attau toko kelontong. Tak hanya sembako, tetapi juga gas elpiji dan minyak. Hal ini diduga yang membuat api menjadi semakin membesar.
"Selama ini merancang (buka toko perancangan). Ya jual beras, elpiji dan minyak," tuturnya.
Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Anton Krisbiantoro mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apa penyebab kebakaran. Polisi, kata Anton, masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut.
"Tim Inafis Polres Lamongan masih melakukan penyelidikan. Penyebab pastinya kita tunggu hasil penyelidikan nanti," tambah Anton.
5. Dua Anaknya Tengah Melaut
Menurut Sholihah, di rumah yang terbakar itu, Hanis selama ini tinggal bersama 3 anaknya. Saat kebakaran dua anaknya tengah melaut.
"Almarhumah ini janda, anaknya ada tiga. Yang dua ini miyang (melaut). Jadi gak di rumah pas kebakaran, belum pulang. Nah, anak yang terakhir ini yang sama ibunya," jelasnya.
Sebelumnya, dua rumah di Dusun Dengok, Desa Kandangsemangkon, Paciran, Lamongan, ludes dilalap si jago merah. Dua orang tewas dalam kebakaran itu.
6. Langsung Dievakuasi Petugas
Sholihah menuturkan usai peristiwa itu, kedua jenazah langsung dievakuasi oleh petugas. Jenazah kemudian langsung diserahkan ke pihak keluarga dan telah dimakamkan.
"Sudah diserahkan ke keluarganya di Desa Blimbing dan langsung dimakamkan. Karena aslinya memang orang Blimbing dan dimakamkan di sana," imbuh Sholihah.
7. Pengakuan Penghuni Rumah
Diketahui, rumah Hanis ini merupakan satu rumah yang disekat menjadi dua. Penghuni lainnya, Yudiono mengatakan, kebakaran itu bermula saat pukul 02.24 WIB ia sedang mandi untuk persiapan salat malam. Saat itu lah, dia melihat ada api disertai asap yang keluar dari atap belakang rumahnya.
"Saya kemudian keluar dari kamar mandi dan berusaha memadamkan api dengan menyiramkan air ke atap," ujar Yudiono.
Usaha Yudiono dengan dibantu warga tidak mampu menguasai api karena api semakin membesar hingga akhirnya merobohkan rumah Yudiono. Selain berusaha memadamkan api, warga juga menghubungi Damkar Lamongan.
Begitu api berhasil dipadamkan, warga mulai mencari tahu keberadaan Hanis dan anaknya Naja yang masih duduk di bangku kelas 6 MI. Warga kaget, karena Hanis dan Naja ditemukan dalam keadaan tewas terbakar. Selanjutnya, petugas menghubungi pihak Puskesmas Paciran untuk mengevakuasi 2 jenazah tersebut ke RS Suyudi Paciran.
"Pada kejadian tersebut, terdapat 2 korban jiwa meninggal dunia terbakar atas nama Hanis Sri Lestari dan Naja Oktavia, anak dari Hanis," ungkap Agus.