Selain itu, faktor kondisi tubuh juga mempengaruhi. Dokter Boedhi menyarankan pria mengonsumsi daging kuda saat kondisi tubuhnya sedang prima.
"Kalau kondisinya fit baru kita lakukan itu (makan daging kuda) untuk menambah kejantanan. Tidak bisa kondisi capek, stres itu juga terpengaruh. Bukan hanya fisik tapi juga psikis juga berpengaruh," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk torpedo, ia mengakui memang banyak mitosnya. Sebab, pada torpedo kuda, lebih banyak lemak dibandingkan dagingnya.
"Kalau torpedo itu tempat produksi pabrik spermanya. Otomatis proteinnya tinggi juga, karena bahan dari sperma, dari protein bisa seperti itu. Tapi kalau seperti itu (menambah kejantanan) lebih banyak mitosnya dari pada aslinya. Sama saja daging dengan torpedo, justru torpedo lebih banyak lemak daripada daging yang bagusnya," jelasnya.
Selain untuk kejantanan, minyak kuda juga dipercaya untuk mengobati gatal-gatal hingga diabetes. Menurut Dokter Boedhi, hal ini juga mitos karena belum ada penelitian yang menjelaskan jika minyak hewan kuda untuk menghilangkan gatal-gatal dalam kulit.
Menurutnya, penyakit gatal memiliki banyak penyebab. Misalnya gatal karena alergi makanan, maka harus dihentikan alergen makanannya sehingga bisa sembuh sendiri. Kemudian, gatal karena terkena ulat bulu, digigit serangga dan lainnya juga bisa menimbulkan rasa gatal. Ada pula gatal karena ada infeksi atau bakteri.
"Belum ada penelitian kandungan dari minyak ini terhadap sakit kulit. Mungkin pas-pasan saja, digunakan bisa sembuh, mungkin karena kebetulan saja. Tapi untuk ilmiah belum terbukti, belum ada penelitian minyak dari kuda ini bisa menyembuhkan sakit kulit. Sakit kulit yang apa, harus diperiksa terlebih dahulu," urai dia.
Sedangkan untuk penderita diabetes, masih bisa mengonsumsi daging kuda. Sebab, lemak yang ada di dalam hewan kuda rendah. Sehingga tidak membebani metabolisme tubuh.
"Kalau orang diabetes kan juga harus dijaga dietnya. Otomatis kalau menjaga sumber makanan yang tidak banyak karbohidrat, kalau daging dengan kadar lemak rendah itu lebih aman," pungkasnya.
(hil/dte)