Sate daging kuda di Ponorogo punya banyak pelanggan tetap. Bukan hanya karena rasanya yang enak, namun daging kuda dipercaya memiliki sederet khasiat. Mulai mengobati sejumlah penyakit hingga menambah vitalitas pria.
Putut Wibisono (42), pemilik Depot 12 sate kuda di Jalan Dieng nomor 15, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo mengaku sering mendapatkan pembeli yang aneh. Ada yang mencari lemak kuda, darah, bahkan tulang. Pembeli mengaku bagian-bagian kuda itu bermanfaat untuk pengobatan.
Berdasarkan cerita pembeli kepada Putut, bagian-bagian kuda ini berhasil untuk mengobati penyakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada ibu-ibu ke sini, katanya nyari obat buat anaknya yang asma parah. Ikhtiar pengen darah kuda atau istilahnya dideh (marus)," terang Putut kepada detikJatim, Selasa (27/9/2022).
Padahal menurut Putut, marus itu haram. Namun, karena sang ibu iba dan memang butuh untuk pengobatan anaknya, akhirnya Putut memberikan marus secara gratis.
"Setelah satu bulan, ibunya ke sini. Bilang terima kasih ke saya, akhirnya anaknya sembuh dari asma," jelas Putut.
Putut menceritakan, ada pula orang dari Jawa Tengah yang sengaja datang ke tempatnya untuk membeli tulang kuda. Katanya juga untuk pengobatan asma.
"Dia ke sini beli tulang, katanya tulang dibakar sampai jadi arang terus dihancurkan dicampur jadi minuman, asmanya sembuh. Itu bapak-bapak dari Jateng," cerita Putut.
Ada juga, santri dari pondok, saat itu orang tuanya datang ke Putut meminta minyak kuda. Katanya untuk obat gatal seperti eksim.
Baca juga: Asal-usul Sate Ponorogo hingga Resepnya |
"Saya dapat minyak kuda itu waktu mengolah daging yang ada lemaknya. Itu kan keluar minyak, saya ambil," imbuh Putut.
Kadang juga daging diasap biasanya juga keluar minyak. Namun, untuk cara yang lebih cepat, Putut biasanya menggoreng di atas wajan. "Biasanya langsung saya goreng di atas wajan, keluar minyaknya," papar Putut.
Pun demikian daging kuda biasanya diolah dan dimakan untuk obat gatal dan penderita diabetes basah. Penikmatnya sering memberikan testimonial ke Putut saat sembuh.
"Katanya kalau diabetes basah juga cepat kering, banyak yang bilang ke saya. Daging kuda itu ada antibodi atau antitetanus," tambah Putut.
Putut sendiri selain menjual olahan daging kuda, juga menyediakan daging kuda mentah. Per kilogram dibanderol Rp 200 ribu.
"Pembeli ada yang dari dalam maupun luar kota Ponorogo, baik daging mentah atau pun matang," pungkas Putut.
(hil/dte)