Kisah Haru ODGJ yang Dirawat Pasutri Jember, Sembuh-Bisa Salat dan Ngaji

Kisah Haru ODGJ yang Dirawat Pasutri Jember, Sembuh-Bisa Salat dan Ngaji

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 27 Sep 2022 10:56 WIB
pasutri di jember rawat odgj
Aktivitas ODGJ saat dirawat pasutri di Jember (Foto: Yakub Mulyono/detikJatim)
Jember -

Kebaikan hati pasangan suami istri (pasutri) Sarifuddin (65) dan Fatimah (58) merawat ratusan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) secara swadaya berbuah hasil. Banyak ODGJ yang sudah sembuh hingga memulai kehidupan baru.

Warga Dusun Sumber Jeding, Desa Seputih, Kecamatan Mayang, Jember ini dengan tulus dan ikhlas merawat pada ODGJ di rumahnya. Aksi secara swadaya ini telah dilakukan sejak tahun 1985 atau sudah 37 tahun.

Kurang lebih, ada 200-an ODGJ yang sudah dirawat oleh pasutri itu. Para ODGJ banyak yang sembuh dan kembali ke keluarganya. Namun, ada yang keluarganya enggan menerima dan kini ikut membantu keduanya merawat ODGJ yang butuh perhatian. Kini, tersisa 60 ODGJ yang masih tinggal di rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu mantan ODGJ yang sudah sembuh yakni Randi. Ia kini masih tinggal dan membantu Sarifuddin dan Fatimah. Ia mengaku sudah pulih usai dirawat di Yayasan Nurul Islamiyah.

"Saya di sini kurang lebih 6 tahun. Saat dirawat abah dan umi di sini," kata Randi, Selasa (27/9/2022).

ADVERTISEMENT

Randi mengaku dirinya sudah cukup sehat. Ia mengaku bersyukur sudah bisa salat hingga mengaji.

Meski demikian, pria asal Kalimantan itu mengaku bahwa dirinya masih lupa di mana alamat rumahnya. Untuk itu, dia masih tinggal di Yayasan Nurul Islamiyah.

"Saya asal Kalimantan, tapi saya masih lupa alamat rumah. Tapi Alhamdulillah saya bisa salat dan mengaji dengan abah tiap Subuh. Kalau Malam Jumat pengajian di musala sini," ujarnya.

Kini, tercatat ada kurang lebih 60 ODGJ yang masih dirawat pasutri itu di rumahnya. Kiai Sarifuddin mengaku, ia tak tega jika melihat ODGJ berada di jalanan dan tak ada yang merawat.

"Alhamdulillah sampai sekarang saya masih bisa merawat ODGJ itu bersama istri. Kasihan kalau tidak ada yang merawat, apalagi sampai ada di jalanan," kata Sarifuddin kepada detikJatim, Senin (26/9/2022).

Rumah dan tempat merawat para ODGJ itu, kini dibuat dalam bentuk yayasan pondok pesantren. Karena dalam merawat para ODGJ itu, kata Sarifuddin, selain menggunakan metode medis, juga dengan pendekatan secara agama Islam. Para ODGJ diajak mengaji hingga salat.

"Alhamdulillah tempat saya merawat ini sekarang bernama Yayasan Nurul Islamiyah. Para ODGJ ini ibarat santri. Dengan pendekatan agama dan ketelatenan. Alhamdulillah banyak yang sembuh," ungkapnya.

"Selain pendekatan agama, dengan tiap Subuh bangun salat dan diingatkan ngaji, malam Jumat Pengajian. Setiap 4 hari sekali (pasien ODGJ) itu dibawa ke rumah sakit untuk diobati secara medis ke rumah sakit. Karena bagaimana pun pengobatan medis juga perlu," sambungnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads