Ratusan sopir truk penambang pasir melakukan aksi demo di Kantor Bupati Lumajang di Jalan Alun-alun Utara Lumajang. Mereka membawa serta ratusan truk yang biasa dikendarai untuk menambang pasir.
Para sopir truk penambang pasir itu menyampaikan aspirasinya di depan Kantor Bupati Lumajang dengan membawa sejumlah poster tuntutan. Beberapa di antaranya bertuliskan 'Ayo Pak Bupati Mana Tanggung Jawabmu?' dan 'Nasib Manual Yoopo Pak?'
Ratusan sopir truk itu meminta akses jalan bagi armada truk tanpa muatan pasir yang hendak menuju lokasi tambang melewati permukiman warga di Desa Jarit, Kecamatan Candipuro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga meminta kebijakan Bupati Lumajang agar ribuan pekerja tambang pasir manual dan sedotan di tiga desa yakni Jugosari, Gondoruso dan Sumber Wuluh di kecamatan Candipuro tetap bisa bekerja di lokasi tambang yang izinnya sudah dicabut Kementrian ESDM.
"Kami meminta kebijakan kepada bupati agar ribuan penambang manual dan sedotan di 3 desa bisa tetap bekerja di area tambang yang izinnya dicabut serta akses jalan bagi truk tanpa muatan melewati Desa Jarit," ujar Korlap Aksi Hanafi kepada detikJatim, Senin (26/9/2022).
Di hadapan ratusan massa Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta kepada para sopir penambang pasir tetap melalui jalur khusus tambang pasir yang sedang dalam proses perbaikan karena rusak akibat banjir lahar Semeru. Perbaikan itu telah diserahkan kepada paguyuban truk pasir secara swadaya.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementrian ESDM terkait para pekerja penambang pasir manual dan sedotan yang bekerja di lokasi tambang yang izinnya dicabut Kementerian ESDM.
"Para sopir penambang pasir agar tetap melintas di jalan khusus tambang sehingga tidak ada lagi gesekan dengan masyarakat Desa Jarit. Mengenai proses perbaikan jalan kami serahkan kepada paguyuban truk pasir," ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Usai aspirasinya ditanggapi Bupati Lumajang, ratusan sopir penambang pasir akhirnya membubarkan diri secara tertib.
(dpe/iwd)