Umat Muslim di Kota Probolinggo dan Jawa Timur kini tak lagi bisa melihat barang peninggalan Rasulullah SAW. Museum Rasulullah di Kota Probolinggo telah ditutup secara permanen dan barang peninggalan kekasih Allah SWT itu telah diusung ke Jakarta.
Sejak dibuka pada Hari Santri Nasional 22 Oktober 2022, Museum Rasulullah SAW memamerkan sejumlah barang peninggalan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Beberapa peninggalan itu yakni sejumlah helai jenggot dan rambut Rasulullah. Ada juga serban dan sandal Nabi Muhammad.
Di museum itu bahkan dipamerkan darah bekas bekam yang diklaim merupakan darah Nabi Muhamad SAW yang merupakan koleksi dari seorang kolektor Galeri Warisan (GW) MAR Malaysia, yakni Profesor Abdul Manan Embong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya benda atau artefak peninggalan Rasulullah SAW, di museum itu juga dipamerkan barang peninggalan sahabat. Yakni baju perang Othmani yang dipakai pasukan militer Sultan Al Fateh yang digunakan serangkaian dalam perang Kurdi dan selama pecahnya perang saudara di Iran.
Ada juga pedang Khalid Bin Walid yang merupakan sahabat sekaligus panglima perang Islam dalam pasukan yang dipimpin Nabi Muhammad SAW. Sehingga satu dari 200 pedang milik pasukan Rasulullah SAW hingga kepemimpinan Sayyidina Umar Bin Khattab sempat ada di museum tersebut.
Museum Rasulullah ini juga menampilkan barang sejarah Baitullah atau Ka'bah seperti kiswah atau penutup Ka'bah, kunci Ka'bah, batu dinding Ka'bah, kiswah dalam Ka'bah, kiswah pintu taubah, dan karpet Taman Rauddah.
Tidak hanya itu, museum yang ada di Kompleks Museum Probolinggo di Jalan Suroyo, Kelurahan Tisnonegaran itu bahkan juga memamerkan batu meteroid dan batu Sijjil atau batu api neraka yang dilempar burung-burung Ababil kepada pasukan Abrahah yang hendak menghancurkan Ka'bah.
Kini, Museum Rasulullah SAW yang sempat menjadi bagian Wisata Religi Kota Probolinggo telah ditutup permanen oleh pengelolanya PT Festival Entertain Dahsyat (FED) karena perusahaan itu mengaku terus merugi. Artefak peninggalan Rasulullah SAW yang disebut di atas pun telah dibawa ke Jakarta, dikembalikan kepada pemiliknya.
"Barang-barangnya sudah kami bawa ke Jakarta. Karena itu perjanjian kerja sama, jadi kami kembalikan ke pemiliknya. Yakni warga negara Malaysia. Namun oleh pemilik dipasrahkan secara tertulis ke orang Indonesia. Jadi saya sudah lepas tanggung jawab atas barang peninggalan Nabi Muhamad SAW," ujar Tjoe Yudhis Gatri dari PT FED, Rabu (21/9/2022).
Ditutup karena merugi, disayangkan oleh MUI. Baca di halaman selanjutnya.
Yudhis juga yang menyebutkan dengan blak-blakan terpaksa menutup Museum Rasulullah karena terus merugi. Terutama sejak pandemi COVID-19 yang mempengaruhi penurunan jumlah pengunjung serta karena dirinya mengaku tidak mendapatkan dukungan dari pihak lain.
"Dengan berat hati kami tutup. Kami tidak ingin merugi terus-terusan. Sejak pemberlakuan PPKM saat pandemi COVID- 19 sudah mau saya tutup. Tidak mampu kalau tidak ada bantuan dari pihak lain. Tidak bisa sendirian mengelola Museum Rasulullah ini," kata Yudhis.
Tak sedikit yang menyayangkan penutupan Museum Rasulullah SAW itu. Sebab, Museum Rasulullah yang berdiri sejak 2020 itu telah menjadi salah satu ikon wisata religi andalan di Kota Probolinggo yang tak hanya dikunjungi oleh umat Muslim tetapi juga non-Muslim.
Salah satu pihak yang menyayangkan penutupan itu adalah Ketua MUI Kota Probolinggo KH Nizar Irsyad. Menurutnya penutupan Museum Rasulullah di Jalan Suroyo, Kelurahan Tisnonegaran membuat para pecinta Rasulullah tak bisa lagi memupus kerinduannya kepada Sang Nabi Terakhir.
Meski demikian dirinya sebagai Ketua MUI Kota Probolinggo tidak bisa berbuat banyak. Ia persilakan bila memang Pemkot Probolinggo mengembalikan fungsi tempat itu sebagai Panti Budaya asalkan kegiatan budaya dan kearifan lokal yang digelar tetap berpegang teguh pada etika dan adat ketimuran.
"Nyatanya, akhir-akhir ini 5 bulan atau 6 bulan terakhir sudah tidak banyak lagi yang berkunjung. Itu menunjukkan bahwa ada pengurangan pengunjung. Kalau memang nanti dilanjutkan Museum Rasulullah, atau pun artefak Rasulullah itu dilanjutkan, ya, monggo," ujarnya.
Nizar berharap bila memang memungkinkan Museum Rasulullah digelar kembali meski di tempat lain. Menurutnya, keberadaan museum itu sangat bermanfaat untuk memberikan edukasi dan menyenangkan para Pecinta Rasulullah SAW di Kota Probolinggo dan daerah lainnya.
"Ya, kalau memang sesuai mekanisme memungkinkan diadakan lagi di Kota Probolinggo, menurutnya saya malah lebih bagus. Ini untuk menjawab keinginan masyarakat yang cinta kepada Rasulullah SAW. Monggo. Dengan catatan tiket masuk terjangkau masyarakat," katanya.