Saat Sekolah di Mojokerto Dijual gegara Kekurangan Siswa

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 15 Sep 2022 05:03 WIB
SMP PGRI Trowulan yang tanah dan bangunannya dijual oleh sang pendiri. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Minimnya siswa membuat pendiri SMK PGRI Trowulan menjual tanah dan bangunan sekolah yang ia bangun sejak 22 tahun silam. Padahal, uang untuk membeli tanah itu juga dari iuran siswa.

SMK PGRI Trowulan ada di Dusun Tlogogede, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Sekolah itu berdiri di atas tanah seluas 3.490 meter persegi.

Kasimin, warga Desa Kedungmaling, Sooko yang mengaku salah satu pendiri sekaligus pemilik tanah dan bangunan sekolah tersebut menjualnya seharga Rp 3 miliar.

Banner bertulisan 'Tanah dan Bangunan Dijual, Luas Tanah 3.490 meter persegi' lengkap dengan 2 nomor ponsel yang salah satunya milik Kasimin terpasang sejak 2 pekan lalu.

Sejatinya Kasimin adalah salah satu pendiri sekolah itu. Ia juga sempat menjabat sebagai kepala sekolah swasta itu pada periode 1981-1998.

Pria berusia hampir 80 tahun itu juga anggota Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Dasar dan Menengah PGRI Jatim Cabang Mojokerto yang menaungi sekolah itu.

Kasimin mengakui dirinya sengaja menjual tanah dan gedung SMP PGRI Trowulan setelah sekolah itu ditutup karena minimnya siswa dan izin operasional tak lagi diperpanjang.

"Iya saya jual karena muridnya habis. Sertifikatnya atas nama saya," kata Kasimin kepada detikJatim, Rabu (14/9/2022).

Pada tahun ajaran 2022-2023 ini hanya tersisa 10 siswa di sekolah itu setelah kelulusan 10 siswa di tahun ajaran sebelumnya. Yakni 9 siswa kelas 9 dan 1 siswa kelas 8.

Meski ada upaya memperpanjang izin operasional sekolah yang habis pada 2021, jumlah siswa dan sertifikat tanah-bangunan milik perorangan tetap mengganjal keluarnya izin dari Dinas Pendidikan setempat.

Maka Dindik Mojokerto pun memutuskan untuk memerger SMP PGRI Trowulan dengan SMP Islam Miftahul Khoir di Desa Beloh. Sekolah itu pun resmi ditutup sejak awal tahun ajaran ini.

Otomatis, 10 siswa yang tersisa dipindahkan ke SMP Islam Miftahul Khoir, demikian halnya sebagian guru yang ada di sekolah tersebut. Kasimin pun masih menunggu pembeli tanah dan bangunan sekolah tersebut.

Uang untuk membeli tanah dari iuran siswa. Baca di halaman selanjutnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork