Surat Ali Imran Ayat 14: Bacaan, Arti dan Tafsirnya

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 14 Sep 2022 12:08 WIB
Ilustrasi Al-Qur'an/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Khairil Fadli
Surabaya -

Baru-baru ini, Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dihina oleh pegiat media sosial Eko Kuntadhi di Twitter. Ning Imaz dihina setelah menjelaskan soal tafsir Surat Ali Imran ayat 14.

Ning Imaz menjelaskan tafsir Surat Ali Imran ayat 14 dalam sebuah video. Lantas, Eko menanggapi video itu dengan twit 'Jadi bidadari itu bukan perempuan?' pada Selasa (13/9/2022). Dia juga mengunggah video Ning Imaz dengan menambahkan kata-kata tak pantas.

Twit itu pun bikin gaduh jagat maya. Bagaimana bacaan Surat Ali Imran ayat 14 itu dan bagaimana tafsirnya? Simak penjelasan yang telah dirangkum detikJatim berikut ini.

Surat Ali Imran Ayat 14

Berikut bacaan Surat Ali Imran Ayat 14 dilansir dari TafsirWeb:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Arab-Latin: Zuyyina lin-nasi ḥubbusy-syahawati minan-nisa`i wal-banina wal-qanaṭiril-muqanṭarati minaz-zahabi wal-fiḍḍati wal-khailil-musawwamati wal-an'ami wal-ḥarṡ, zalika mata'ul-ḥayatid-dun-ya, wallahu 'indahụ ḥusnul-ma`ab

Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 14

Ada berbagai tafsir mengenai Surat Ali Imran ayat 14. Berikut di antaranya:

Tafsir Ibnu Katsir (Mufassir Al-Turats)

Jaidil Kamal dalam Jurnal An-Nahl Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menjelaskan Tafsir Surat Ali Imran Ayat 14 melalui Tafsir Ibnu Katsir (Mufassir Al-Turats). Berikut penjelasannya:

Ayat 14 pada Surat Ali Imran ini menjelaskan pada manusia berbagai macam kelezatan manusia, di antaranya perempuan dan anak keturunan, dimulai dari kata perempuan. Karena perempuan menurut ulama mufassir adalah fitnah yang paling besar. Dalam hadits Rasullulah SAW dikatakan tidaklah ku tinggalkan fitnah padamu yang lebih besar yaitu perempuan.

Sedangkan jika maksud dari mereka adalah kemuliaan dan memperbanyak keturunan, merupakan suatu yang dianjurkan dan diminta, bahkan disunahkan. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang memberikan kabar gembira tentang pernikahan dan keturunan, "Sesungguhnya perbaikan umat ini adalah kemuliaan pada perempuan tersebut, bisa menghasilkan banyak keturunan dan dunia adalah kesenangan yang paling baik itu terdapat pada perempuan yang solehah.

Selain itu, cinta terhadap harta terkadang tujuannya adalah untuk kesombongan dan bermegah-megahan atau takabur pada orang-orang lemah. Maka, dikatakan cinta pada dunia dan semena-mena pada orang fakir ini hukumnya sangat dibenci dalam agama Islam. Baiknya, harta dinafkahkan untuk memberikan bantuan terhadap karib kerabat dengan tujuan menjalin tali silaturrahim.

Tafsir Al Azhar/Buya Hamka

Menurut Buya Hamka, tafsir dari ayat 14 Surat Ali Imran ini soal tiga kata. Pertama Zuyyina, artinya diperhiaskan, maknanya semua benda yang diinginkan tentu ada baik dan ada buruknya bila keinginan itu muncul, yang tampak hanya yang baik saja dan lupa akan susah dan
buruknya.

Kata yang kedua adalah Hubb, artinya cinta atau kesukaan. Kata ketiga adalah Syahwat, yaitu keinginan-keinginan yang timbul selera yang membuat nafsu ingin mempunyainya.

Maka disebutlah di sini 6 hal yang mana manusia sangat menyukainya dikarenakan ingin menguasai dan mempunyainya. Sehingga yang dilihat oleh manusia hanya keuntungannya saja dan tidak memperdulikan kesusahpayahan buat mencintainya. Yakni hal perempuan dan anak laki-laki, dan berpikul pikul emas dan perak dan kuda kendaraan yang diasuh, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah enam jenis hal yang disukai, dan diinginkan dengan berbagai cara usaha manusia ingin memilikinya (Hamka, 1982).

Baca penjelasan Ning Imaz soal Surat Ali Imran ayat 14 di halaman selanjutnya




(hse/sun)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork