Makhluk hidup perlu mengistirahatkan tubuh. Tidur adalah cara untuk mengistirahatkan tubuh, yang mana dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa sepertiga hidup manusia sebagai makhluk hidup dihabiskan untuk tidur atau mencoba tidur.
Benarkah ketika tubuh beristirahat otak manusia tetap beraktivitas meski dalam keadaan tidur? Pernahkah terpikir, sebenarnya apa yang sedang terjadi pada otak pada saat kita sedang tertidur?
Otak manusia adalah misteri besar yang rumit dan sulit untuk dipecahkan. Bagian tubuh satu ini mengandung miliaran neuron dan menghasilkan daya sekitar 25 watt.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerumitan otak manusia membuat para ilmuwan tak henti-henti mempelajari informasi baru mengenai fungsi otak. Salah satunya, apa yang terjadi pada otak ketika kita tertidur.
Dilansir dari detikEdu mengutip dari Live Science, Selasa (13/9/22), tidur dianggap penting dan memiliki dampak besar dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Seorang profesor neurologi di University of Pennsylvania David Raizen mengatakan bahwa ketika manusia kekurangan tidur maka kemampuannya berpikir dan beraktivitas akan menurun.
"Karena defisit terbesar dari kurang tidur itu dialami oleh otak. Kami pikir otak adalah organ utama yang terkena dampak bila seseorang kurang tidur. Oleh karena itu, tidur sangat penting untuk fungsi otak yang sehat," jelas Raizen.
Dua Tipe Tidur pada Manusia
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) memaparkan bahwa ada 2 tipe dasar tidur. Yakni Rapid Eye Movement Sleep (REM) dan tidur non-REM. Kedua tipe tidur itu berkaitan dengan jenis gelombang otak tertentu dan aktivitas saraf tertentu.
Biasanya, tidur non-REM terjadi ketika seseorang sudah benar-benar beralih dari keadaan terjaga ke tidur. Saat itu gelombang otak melambat dan otot-otot mulai rileks. Sehingga pernapasan menjadi lebih lambat ketimbang siang hari.
Sementara tidur REM adalah aktivitas gelombang otak yang beroperasi pada tingkat yang sangat mirip dengan terjaga. Pada sebuah studi, 20-25% waktu tidur manusia adalah tidur REM. Di fase itu biasanya mimpi cenderung aneh dan tidak masuk akal.
Yang Sebenarnya Terjadi Pada Otak Manusia Ketika Tidur
Ketika manusia mengalami tidur REM, maka talamus yang merupakan massa besar berwarna abu-abu yang ditemukan di tengah otak, mengirimkan gambar, suara, dan sensasi lain yang memenuhi mimpi kita.
John Hopkins Medicine menyatakan bahwa neurotransmitter asetilkolin ditemukan ketika tidur REM. Asetilkolin ini muncul untuk membantu otak menyimpan informasi yang dikumpulkan kemudian membantu mengingat informasi saat tidur.
Karena itu belajar sebelum tidur dapat membantu seseorang untuk mengingat banyak hal keesokan harinya ketika ia terbangun. Karena pada saat manusia tertidur, otak mengalami pola gelombang yang dikenal sebagai spine spindle.
Pola Spine Spindle dan kemampuan otak pada orang yang kurang tidur. Baca di halaman selanjutnya.
Pada saat manusia tertidur, otak mengalami pola gelombang yang dikenal sebagai spine spindle. Pola ini tidak sepenuhnya dipahami, tapi dianggap berperan penting bagi seseorang dalam mempelajari dan mengintegrasikan ingatan baru.
Spine spindle berfungsi memastikan manusia tetap terlelap, bahkan ketika menghadapi rangsangan dari luar. Ketika manusia tertidur saat itulah otak mencuci dirinya sendiri dengan campuran cairan serebrospinal dan darah.
Siklus pencucian ini membantu mengungkap informasi baru tentang gangguan terkait usia serta neurologis dan psikologis yang berhubungan dengan pola tidur.
Kurang Tidur Dapat Mempengaruhi Kemampuan Sel Otak
Saat manusia tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup, maka kemampuan sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain akan terganggu.
Hal ini diungkapkan pada sebuah studi tahun 2017 di jurnal Nature Medicine. masalah tersebut menyebabkan penyimpangan mental sementara yang akan mempengaruhi memori dan persepsi visual.
Tubuh yang kekurangan tidur menurut Itzhak Friend, direktur program epilepsi di University of Californya, juga dapat mengambil kemampuan neuron untuk berfungsi dengan baik.
Itulah sebabnya, tidur berkualitas sama pentingnya dengan kebutuhan makanan dan air pada tubuh manusia.
"Ada banyak kondisi kesehatan yang diamati yang berkorelasi dengan kurangnya tidur," kata Raizen.
Walau begitu, masih banyak pertanyaan terkait tidur dan hubungannya dengan otak yang belum terjawab. Untuk memecahkan teka-teki ini dibutuhkan penelitian lebih lanjut.