Paguyuban jip wisata Bromo di wilayah Tosari atau Brang Kulon memastikan bahwa jip yang terjun ke jurang di kawasan Bukit Cinta bukan berasal dari Pasuruan. Jip nahas itu berasal dari Probolinggo. Sopir jip tersebut disebut belum berpengalaman dan baru tiga kali angkut wisatawan.
"Driver yang kemarin jatuh itu bukan dari paguyuban. Saya juga koordinasi ke (paguyuban jip) Sukapura, Probolinggo. Itu orangnya baru tiga kali muat (wisatawan) dan beliau belum ikut ke paguyuban juga," jelas Pengurus Paguyuban Jip (Hardtop) Desa Wonokitri, Tosari, Pasuruan, Adi Cakra di Pendopo Agung Wonokitri, Selasa (13/9/2022).
Adi menyatakan, terkait keselamatan, pihaknya menerapkan standar ketat. Pihak paguyuban tidak sembarangan memilih pengemudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami selalu terapkan standar keamanan driver. Misal ada driver baru, kita uji coba dari paguyuban, dia bisa ngangkut wisatawan naik atau tidak. Uji coba satu bulan," terang Adi.
Pengemudi jip di Tosari juga harus memiliki SIM. Bukan hanya SIM, pengemudi harus memegang surat perintah muat (SPM).
"SIM harus ada. Terus kalau belum ada SPM, driver nggak bisa muat. Kondisi jip di Tosari saya jamin layak jalan," tegasnya.
Adi juga memberikan gambaran tantangan para driver di Bromo. Bukan cuma kontur jalan yang naik turun, tapi juga harus siap dengan cuaca apapun.
"Kabut menjadi kendala. Tapi kita sudah seleksi driver," tukasnya.
Sebagai informasi, sebuah jip yang membawa lima wisatawan asal Ngawi terjun ke jurang di kawasan Bukit Cinta, Tosari, Pasuruan, Sabtu (10/9). Jeep tersebut mengalami kecelakaan dalam perjalanan dari Cemoro Lawang, Sukapura, Probolinggo menuju Bukit Penanjakan, Tosari, Pasuruan.
Sopir jip, Sarioleh (30) Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo dan seorang pejabat Pemkab Ngawi tewas dalam insiden tersebut. Sedangkan empat penumpang lain luka-luka.
(dte/dte)