Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyoh menyebut pernikahan di Surabaya per hari bisa mencapai 60. Bahkan, dalam setahun bisa mencapai 20 ribu.
"Sekarang rata-rata di Surabaya ini 20 ribu dalam setahun yang menikah. Sebulan itu yang nikah sekitar 1.620, berarti sehari kira-kira yang menikah itu 60-an lah paling banyak," kata Hasto kepada wartawan di Gedung Sawunggaling, Senin (12/9/2022).
Ia juga mengapresiasi program Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Seperti mendata calon pengantin dan memeriksa kesehatan, seperti periksa lingkar lengan, HB, tinggi dan berat badan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"4 Variabel saja, itu rekomendasi supaya diperiksa. Kalau di Surabaya ini sebetulnya ada 5, tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, HB, sama lingkar perut," ujarnya.
Hasto merekomendasikan kalau misalnya hari ini ada 56 orang menikah di Surabaya maka diperiksa jika HB-nya kurang dari 11 dari paling banyak 30 persen calon pengantin, maka sekitar 20 orang HB-nya kurang dari standar.
Jika dari pemeriksaan kesehatan tidak memenuhi standar, maka tidak disarankan untuk langsung memiliki momongan. Hal ini untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
"Itu langsung lewat tim pendampingnya ngomong ke pihak keluarga kalau HB-nya kurang, jangan hamil dulu. Kerjakan pre-konsepsi, minum tablet tambah darah dulu, setelah HB-nya sudah 11 baru hamil. Karena kalau langsung dihamili ya stunting anaknya. Lingkar lengannya di bawah 23 setengah," jelasnya.
Hasto mengatakan jika Wali Kota Eri bisa memantau hal tersebut maka bisa mencegah terjadinya stunting. Dimana bisa dicegah sebelum menikah.
"Pak wali bisa mantau siapa yang potensial stunting, langsung dihubungi kecamatan atau kelurahannya. Itu untuk mencegah adanya stunting baru. Kalau bisa mencegah dan gak ada stunting baru ya sukses," pungkasnya.
(iwd/iwd)