Surabaya Terima Penghargaan Terbaik Pertama Penurunan Stunting se-Jatim

Surabaya Terima Penghargaan Terbaik Pertama Penurunan Stunting se-Jatim

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 01 Sep 2022 03:33 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Persentase penurunan kasus stunting di Surabaya lebih dari 90 persen. Data tersebut berdasarkan catatan selama 2 tahun terakhir, kasus stunting di Kota Pahlawan mengalami penurunan drastis.

Kota Surabaya pun mendapatkan penghargaan dari Kemendagri atas terpilihnya sebagai kabupaten/kota terbaik pertana se-Jatim pada penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2022. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, hal ini menunjukkan ketika penanganan stunting di Surabaya dilakukan secara bersama, maka hasilnya bisa signifikan.

"Surabaya memiliki target menjadi zero stunting. Jadi, Insyaallah sampai akhir Desember 2022, kita sudah bergerak bersama dengan perguruan tinggi, dengan semua elemen yang ada di Kota Surabaya," kata Eri, Rabu (31/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mencapai zero stunting, ada beberapa upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting yang terus dilakukan. Mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi.

Bahkan, langkah pencegahan itu tak hanya dilakukan sendiri oleh Pemkot Surabaya saja. Melainkan melibatkan seluruh elemen yang ada.

ADVERTISEMENT

"Penghargaan ini memberikan semangat kepada kami bahwa ini adalah awal dari perjuangan kami di Kota Surabaya dan seluruh stakeholder yang ada. Ini langkah menuju zero stunting di Kota Surabaya," jelasnya.

Data Pemkot Surabaya mencatat, pada tahun 2020, stunting di Kota Pahlawan mencapai 12.788 kasus. Angka tersebut, turun drastis pada tahun 2021 menjadi 6.722 kasus. Bahkan, hingga Juli tahun 2022, stunting kembali turun menjadi 1.219 kasus.

Dengan cara pemkot menggandeng seluruh elemen yang ada, dia meyakini pada akhir tahun 2022, stunting di Kota Pahlawan dapat mencapai zero kasus. Apalagi dengan hadirnya Kader Surabaya Hebat (KSH), maupun perguruan tinggi, tentu akan menambah kekuatan Surabaya dalam langkah pencegahan.

"Ini yang saya yakin sampai akhir Desember 2022 kita bisa menuju ke zero stunting di Kota Surabaya," ujarnya.

Meski turun drastis, upaya pencegahan stunting di Surabaya tak berhenti, terus berjalan meski siapapun pemimpinnya ke depan. "Sistem ini berjalan, maka ini harus terus tidak boleh berhenti. Jadi, pencegahan itu harus kita lakukan terus, sehingga tidak ada stunting di Kota Surabaya," pungkasnya.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads