Tips Cegah Ular Masuk Rumah Jelang Musim Hujan

Tips Cegah Ular Masuk Rumah Jelang Musim Hujan

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Senin, 12 Sep 2022 00:49 WIB
Komunitas Exhalos saat memegang ular sanca
Komunitas Exhalos saat memegang ular sanca/(Foto: tangkapan layar/detikJatim)
Surabaya -

Saat musim hujan dan jelang pergantian tahun masyarakat kerap menemukan aneka satwa bermunculan. Salah satunya adalah ular.

Beberapa bulan terakhir ada sejumlah temuan ular yang didapat petugas 112 Command Center dan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya. Jenisnya pun beragam. Apa yang sebenarnya membuat sejumlah reptil, khususnya ular ini bermunculan di musim hujan?

Ketua Komunitas Exalos Indonesia Regional Surabaya Gede Bhayu mengatakan, musim hujan memang waktu bagi ular untuk kawin, bertelur, hingga menetaskan telur. Bahkan, kondisi itu semakin meningkat jelang pergantian tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di akhir tahun, memang ular jenis berbisa seperti kobra adalah musimnya menetas," kata Bhayu saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (11/9/2022).

Bhayu menjelaskan, umumnya ada 2 jenis ular yang ditemukan yakni berbisa dan tidak berbisa. Penanganan bila menemukan kedua jenis ular pun berbeda. Harus disesuaikan dan harus dilakukan oleh ahli atau pawang.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, bukan berarti masyarakat awam tak bisa melakukan penanganan. Bhayu menyatakan, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan bila masyarakat menemukan ular di lingkungan sekitarnya.

"Ular itu ada 2 jenis, berbisa atau tidak. Untuk memindahkan atau mengambilnya lebih baik gunakan alat," ujarnya.

Bhayu menegaskan, ular kerap menyukai rumah yang kotor dan tak terawat. Karena itu, ia meminta masyarakat selalu membersihkan rumah secara berkala dan menutup lubang yang dinilai bisa menjadi akses ular dan hewan lain masuk dari luar ke dalam rumah.

"Antisipasinya ya jangan sampai posisi di dalam rumah lembab atau terbengkalai, harus dibersihkan. Tutup lubang-lubang yang mudah dari luar rumah, seperti lubang-lubang penutupnya bisa diberi kawat ram," katanya.

Prioritaskan pertolongan dari pakar. Baca di halaman selanjutnya.

Bhayu mengimbau agar masyarakat lebih memprioritaskan mencari pertolongan saat menemui ular di sekitar rumahnya. Termasuk menghubungi petugas melalui 112.

"Pencegahannya, kalau tidak tahu jenis ularnya lebih baik tidak berinteraksi langsung. Bisa segera menghubungi 112 untuk melakukan penanganan dan evakuasi," katanya.

Namun, bila terlanjur ada kontak fisik atau menjadi korban serangan ular, ia mewanti-wanti agar warga tetap tenang. Minimalisasi gerakan agar bisa atau bekas gigitan ular tidak segera menyebar ke seluruh pembuluh darah.

"Kalau terlanjur dipatok, penanganan pertama melokalisir titik gigitan, diberi kayu koyok wong disopak (seperti disangga) dan pergi ke RS agar bisa (ular) itu tidak cepat menyebar ke seluruh tubuh. Harus minim bergerak," ujarnya.

Sedangkan bila ular yang menggigit tidak berbisa warga cukup melakukan penanganan dengan peralatan di kotak P3K. Namun dia menyarankan sebisa mungkin didampingi orang yang mengerti tentang ular.

Selain musim hujan dan tempat yang kumuh, Bhayu menyatakan hal itu tak sepenuhnya kesalahan hewan. Bisa saja, faktor 'kekejaman' manusia karena merusak habitat dan ekosistem ular.

Misalnya, semakin banyaknya rumah atau hunian yang berdiri di lahan yang sebelumnya menjadi tempat tinggal hewan liar itu. Ketika tempat tinggal hewan itu diusik, rusak, atau hilang, mereka kerap mencari tempat baru dan berkelana ke sejumlah tempat, termasuk ke permukiman warga.

Halaman 2 dari 2
(dpe/sun)


Hide Ads