Wisata kuliner di Kya-kya pertama kali dibuka pada 2003, tepatnya pada saat Hari Jadi Kota Surabaya ke-710.
Saat itu Kya-Kya diramaikan dengan pasar malam, tenant kuliner makanan khas Tionghoa, hingga makanan lokal khas Surabaya.
Selain kuliner, pada 2003 ada pementasan kesenian bernuansa Tionghoa juga di Kya-kya. Hingga tempat wisata di Kembang Jepun itu ditutup pada 2008.
Konsep penataan wisata Kya-kya hampir sama dengan Tunjungan Romansa. Penataan dilakukan mulai dari pedestrian hingga tempat duduk.
Dari pantauan detikJatim, hingga Jumat sore ini Pemkot masih melakukan penataan Kya-Kya. Penambahan Mural pun sudah hampir selesai.
Uniknya, Pemkot Surabaya juga menambahkan sejumlah toilet umum bernuansa Chinese yang disebar di sejumlah titik.
Sebelum pembukaan secara resmi, besok, setelah Azan Magrib tadi kawasan Kya-Kya sudah ditutup sementara. Pemkot sedang melakukan trial.
"Iya dibuka Sabtu besok, Jumat akan dilakukan trial. Doakan ya," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi kepada wartawan, Jumat (9/9).
Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya Iman Kristian mengatakan, pihaknya masih memberikan sentuhan terakhir sebelum dibuka.
"Pada intinya kami ingin mengembalikan kejayaan Kya-kya di masa lalu. Ada beberapa mural nanti, bagaimana bisa menarik pengunjung datang. Golnya kami ingin menghidupkan lagi kawasan kota lama," kata Iman, Sabtu (10/9)
Selain memberikan sejumlah fasilitas penunjang, pihaknya juga akan melengkapi kawasan dengan ornamen lampion.
Dia berharap ornamen yang ditambahkan akan membuat Kya-kya seperti Chinatown kekinian, lengkap dengan spot mural dengan tematik China peranakan, dengan konsep lebih modern.
(dpe/dte)