Jembatan Gantung Putus Probolinggo Jadi Tontonan Warga Desa

Jembatan Gantung Putus Probolinggo Jadi Tontonan Warga Desa

M Rofiq - detikJatim
Jumat, 09 Sep 2022 20:37 WIB
Warga sejumlah desa datang menyaksikan jembatan gantung putus di Desa Kregenan, Probolinggo
Warga sejumlah desa datang menyaksikan jembatan gantung putus di Desa Kregenan, Probolinggo. (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Jembatan gantung putus saat dilintasi ratusan siswa SMPN 1 Pajarakan, di Desa Kregenan, Pajarakan, Probolinggo. Lokasi jembatan gantung putus itu pun menjadi tontonan warga yang datang dari berbagai desa.

Sejak pagi hingga sore, datang silih berganti warga untuk melihat jembatan putus yang menyebabkan 40 korban siswa-siswi SMPN 1 Pajarakan tercebur mengalami cedera ringan maupun berat ketika jalan sehat merayakan Haornas (Hari Olahraga Nasional).

Warga yang datang ada yang berasal dari desa setempat. Tapi tidak sedikit juga warga yang datang dari sejumlah desa di Kabupaten Probolinggo. Mereka penasaran ingin melihat jembatan gantung yang dibangun 2001 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wachid (47), warga Desa Ketompen, Pajarakan, Probolinggo mendengar dari berita bahwa jembatan gantung di desa sebelah putus hingga pulusan siswa tercebur mengalami luka. Karena penasaran, ia bersama istri dan anaknya datang untuk melihat.

"Dengar dari berita kalau jembatan gantung di desa sebelah putus. Kami penasaran dan ingin melihat, saya ajak istri dan anak. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di desa-desa lain," ujar Wachid ditemui detikJatim di lokasi, Jumat (9/9/2022).

ADVERTISEMENT

Sumini (42) warga Desa Karang Bong datang ke jembatan bersama tetangganya. Ia ingin melihat langsung penampakan jembatan gantung itu dan berharap ada peninjauan dan perawatan berkala di semua jembatan, baik jembatan gantung maupun jembatan beton.

Peristiwa itu membuatnya takut, sewaktu-waktu ada jembatan lain yang ambruk dan putus, apalagi saat dirinya melintas. Ia berharap jembatan-jembatan yang sudah tua segera di bongkar dan dibangun baru kembali karena berpendapat, selama ini masyarakat sudah ditarik pajak.

"Kepingin melihat langsung kebenaran jembatan putus. Akhirnya datang sama tetangga. Kalau bisa sering cek konstruksi dan cek kelayakan jembatan gantung maupun beton. Ini bisa membahayakan masyarakat, apalagi rakyat sudah bayar pajak," kata Sumini.

Dari 40 siswa yang menjadi korban insiden jembatan putus itu, ada 10 korban siswa SMPN 1 Pajarakan yang masih menjalani perawatan di IGD RSUD Waluyo Jati, Kraksaan. Ada 2 korban yang mengalami luka patah di bagian paha dan lengan. Rencananya nanti malam dan besok akan dioperasi.




(dpe/iwd)


Hide Ads