.webp)
Peristiwa kecelakaan pesawat latih jenis G-36 Bonaza T-2503 menjadi kisah pilu bagi keluarga pilot yang ditemukan meninggal di bangkai pesawat itu. Terutam bagi istrinya yang sedang mengandung 8 bulan.
Hal itulah yang membuat suasana duka terasa begitu mendalam di rumah pilot Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady di Jalan Patria Permai V, Bambe, Driyorejo, Gresik.
Dari informasi yang di himpun detikJatim, Judistira baru saja menikah dengan istrinya sekitar 1 tahun yang lalu. Saat ini, sang istri sedang mengandung janin yang harusnya menjadi anak pertama mereka dengan usia kandungan yang hampir 9 bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasti kami pihak keluarga sangat berduka. Apalagi istrinya sedang hamil anak pertama," kata Ari, paman istri sang pilot yang ditemui detikJatim pada Kamis (8/9/2022).
Padahal, kata Ari, Almarhum Judistira sangat menantikan kelahiran anak pertamanya. Ia mendengar cerita itu dari mertua Judistira, yang tak lain adalah kakaknya. Menurut Ari, selama ini Judistira ingin sekali menggendong anaknya ketika lahir.
"Kakak saya itu cerita kalau dia (Judistira) ingin sekali menggendong anaknya ketika lahir. Tapi takdir berkata lain," kata Ari, sembari mengusap air mata.
Keluarga Ikhlas. Baca di halaman selanjutnya.
Korban Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady, pilot pesawat latih Bonanza yang jatuh di Selat Madura adalah warga Kelurahan Dabasah, Kota Bondowoso. Pria yang merupakan putra sulung dari 3 bersaudara pasangan Jhoni dan Endang.
"Iya, betul mas. Tira (Sebutan bagi Judistira) memang asli sini," kata Paman Judistira, Putut Purba, saat ditemui wartawan di rumah korban, Kamis (8/9/2022).
Putut menambahkan, begitu menerima kabar dari kerabat yang ada di Surabaya bahwa pesawat yang dipiloti korban hilang kontak, ibu Judistira langsung bertolak ke Surabaya.
"Ibunya dan keluarga lainnya syok mendengar berita itu, pastilah. Akhirnya saya stand by di rumah ini untuk memonitor perkembangannya," terangnya.
Putut menuturkan, lingkungan korban memang keluarga dari kalangan militer. Adik korban, Risky Romadhon, juga alumni AAL. Pun kakeknya, juga dari kalangan militer.
"Tapi untuk Judistira ini saya tak menyangka. Dia ini pendiam, tapi tegas. Yang jelas, apapun yang terjadi adalah memang sudah digariskan oleh Allah SWT. Kita harus ikhlas," pungkasnya.
Ditemukan gugur dalam keadaan masih duduk di kursi tertahan sabuk pengaman. Baca di halaman selanjutnya.
Panglima Koarmada II pada Kamis siang mengatakan bahwa pesawat latih TNI AL jenis G-36 Bonanza T-2503 telah ditemukan kurang lebih 15 meter dari bawah permukaan laut.
"Kami sudah menemukan pesawat yang berada di bawah permukaan air, kurang lebih 15 meter," kata Panglima Koarmada II Laksada TNI Dr TSNB Hutabarat MMS dalam rekaman video yang diterima detikJatim, Kamis (8/9/2022).
Selain itu, KSAL Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers yang ia gelar di Mabes TNI di Jakarta hari ini menyatakan bahwa kedua awak pesawat itu, yakni pilot dan kopilotnya, juga sudah ditemukan. Sayangnya, dalam keadaan meninggal.
Kedua jenazah itu, kata Yudo, ditemukan di dalam bangkai pesawat yang jatuh. Jenazah kedua kru pesawat latih itu ditemukan dalam keadaan masih duduk di kursi terikat seat belt atau sabuk pengaman.
"Kondisinya kemarin sulit diangkat karena posisi katanya terbalik dan jenazah dua-duanya masih duduk di kursi dan terikat seat belt sehingga sulit untuk diangkat, sehingga tadi pagi baru diangkat, jadi dua personel pilot dan kopilot sudah diangkat," tuturnya.
Kedua jenazah telah dipulasarakan di RSAL Surabaya kemudian disemayamkan di Wisma Perwira Juanda, dan akan dimakamkan pagi ini di Taman Makam Bahagia TNI AL, Gisik Gebang, Gisik Cemandi, Sedati, Sidoarjo.
