Puncak peringatan Hari Jadi Ke-828 Trenggalek ditandai dengan prosesi upacara adat yang digelar di Pendapa Manggala Praja Nugraha. Masyarakat tampak antusias mengikuti rangkaian acara.
Prosesi hadi jadi diawali dengan kirab pusaka kabupaten, mulai dari Desa Kamulan, Kecamatan Durenan hingga menuju Alun-alun Trenggalek, yang dipimpin langsung Wakil Bupati Syah Mohammad Natanegara. Selanjutnya pusaka dikirab mengelilingi alun-alun, bersama iring-iringan puluhan foto bupati dan wakil bupati yang pernah memimpin Trenggalek, air suci serta tumpang agung.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan rangkaian upacara hari jadi tersebut hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Setelah dikirab, pusaka dan panji-panji Trenggalek diserahkan kepada Arifin di Pendapa Manggala Praja Nugraha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah prosesi hari jadi berjalan dengan lancar, masyarakat juga sangat antusias," kata Mochamad Nur Arifin, Rabu (31/8/2022).
Dalam upacara adat tersebut, Arifin menyerahkan potongan tumpeng pertama kepada mantan Bupati Trenggalek Ernomo, yang pernah memimpin pada tahun 1995-2000.
Selanjutnya Arifin bersama sejumlah mantan bupati, termasuk Wakil Gubenur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak cuci muka dan membagikan air suci yang diambil dari sejumlah mata air di Trenggalek.
"Tahun ini ada yang spesial, jika sebelumnya hanya ada satu tumpeng agung, kini ada tambahan 30 tumpeng kecil, sehingga jumlahnya genap 31 tumpeng, sesuai tanggal hari jadi. Tumpeng ini tadi kami bagikan kepada masyarakat yang hadir di pendapa," imbuhnya.
Masyarakat yang telah berkumpul di lingkungan pendapa pun langsung menyerbu puluhan tumpeng kecil dan tumpeng agung dengan tertib. Mereka menyantap tumpeng secara besama atau kembul bujana.
Arifin berharap di usia yang ke-828, Trenggalek bisa semakin maju. Dengan slogan Natas Nitis dan Netes, pembangunan Trenggalek bisa terlaksana dengan sempurna dan tepat sasaran.
"Yang terakhir adalah netes atau menghasilkan karya yang baik untuk Kabupaten Trenggalek," jelasnya.
(akn/ega)