Warga Mojokerto mendapat wangsit untuk membuat gua. Akhirnya, ia berinisiatif membangun sendiri gua di bawah kebunnya. Gua yang berada di Dusun Tumpangsari, Desa Jiyu, Kutorejo, Mojokerto ini digalinya sepanjang 60 meter dan sedalam 15 meter.
Pria yang mendapat wangsit tersebut yakni Mustain (54), warga RT 6 RW 1, Dusun Tumpangsari. Gua dibangun di kebunnya yang luasnya sekitar 50 x 40 meter persegi. Terdapat musala keluarga di kebun sebelah selatan rumah Mustain. Pintu masuk gua di sisi Tenggara musala ini. Yaitu, berupa lubang dengan diameter sekitar 100 cm yang dikelilingi dinding bata merah.
detikJatim menghimpun sejumlah fakta soal gua ini, simak ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ada Ruangan Luas dalam Gua
Akses masuk ke dalam gua berupa tangga tanah yang bisa dilalui satu orang saja. Dari mulut gua, detikJatim harus berjalan menunduk agar tidak terbentur bagian atasnya. Selanjutnya, menggunakan senter ponsel, kami menyusuri lorong gua yang lebarnya sekitar 70 cm saja ke arah utara. Lorong sempit ini lantas berbelok ke kiri atau ke arah barat.
Setelah melalui lorong kedua, detikJatim dipandu Mustain sampai di sebuah ruangan pertama yang agak luas. Banyak pilar besar bulat berbahan tanah di ruangan ini. Di antara pilar-pilar dan dinding gua, terdapat bangunan makam sepanjang 2 meter. Di belakang makam ini juga terdapat sumur dengan diameter sekitar 60 cm sedalam 12 meter.
Dari ruangan ini, detikJatim kembali dipandu Mustain menuju ruangan kedua yang ternyata lebih luas. Untuk menuju ke ruangan tersebut, kami harus melalui lorong sempit yang kian dalam dan berkelok ke arah selatan. Benar saja, ruangan kedua ini memang jauh lebih luas dan tinggi.
![]() |
2. Bagian Dalam Gua Sangat Gelap
Banyak tulisan lafal Allah dan Ya Allah di dinding dan pilar gua. Pada ujung ruangan terdapat tempat untuk meditasi yang muat sekitar 10 orang. Semua dinding, atap dan pilar di dalam ruang ini berbahan tanah. Tidak satu pun penyangga berbahan kayu maupun besi di dalamnya. Begitu juga semua lorong di dalam gua.
Persis di tengah ruangan kedua gua ini terdapat lubang berdiameter 2 meteran yang tembus sampai permukaan tanah. Lubang tersebut mengecil sehingga diameternya hanya 1 meteran jika dilihat dari atas. Lubang ini dinaungi dengan gubuk bambu oleh Mustain agar dedaunan dari kebun bambu tidak masuk ke dalam gua.
"Panjang gua ini kurang lebih 60 meter, kedalamannya sampai 15 meter di ruangan kedua," terang Mustain.
Seluruh bagian gua benar-benar gelap sehingga wajib memakai penerangan untuk menelusurinya. Udara di dalamnya terasa dingin. Namun, tidak begitu nyaman untuk bernapas.
![]() |
3. Dapat Wangsit Usai Puasa Putih
Mustain mengaku mendapatkan wangsit sejak tahun 1989. Saat itu, ia menunaikan puasa putih selama 40 hari. Malam harinya, ia bermimpi didatangi seorang kakek memakai jubah dan serban serbaputih. Sosok dalam mimpinya itu ia yakini bernama Mbah Mukiyi, kakek buyutnya.
"Perintahnya disuruh menggali gua untuk menemukan petilasannya. Kebetulan cocok dengan keinginan saya yang ingin menenangkan hati," kata Mustain.
Mustain baru bisa membangun gua pada 2000, simak di halaman selanjutnya!
4. Pembangunan Gua Makan Waktu 3 Tahun
Mustain menuturkan, gua ini ia buat sendiri dan dibantu beberapa rekan hingga keluarganya. Pembangunannya butuh waktu 3 tahun, mulai tahun 2000 hingga 2002. Mustain baru menunaikan wangsit tersebut tahun 2000. Dibantu kakak kandungnya, Asyari, duda anak satu ini mengawali penggalian gua pada hari Kamis Legi, bulan Suro tahun itu. Mulut gua ia gali di sebelah tenggara musala keluarganya.
Mustain dan Asyari menggali gua secara manual menggunakan cangkul, linggis, palu dan pahat. Ia mengaku menggali gua setiap hari selama satu tahun penuh. Yaitu setiap pukul 07.00 hingga 12.00 WIB. Setelahnya, ia bekerja menggarap sawah miliknya dan memelihara kambing.
"Penggalian satu tahun itu sampai menemukan petilasan Mbah Mukiyi dan membuat sumur sedalam 12 meter di sebelahnya," terangnya.
![]() |
Lalu pada tahun 2001 hingga 2002, ia melanjutkan penggalian gua untuk membuat ruangan kedua yang jauh lebih luas. Ruangan untuk bersemedi ini sekitar 15 meter di bawah permukaan tanah. Duda anak 1 ini dibantu 9 keluarga dan temannya untuk menggali gua selama 2 tahun.
"Mereka membantu karena suka tirakatan di sini. Menggali pakai cangkul, linggis, palu dan pahat, secara manual," jelasnya.
"Selama penggalian tidak ada kendala apapun, termasuk gas beracun. Arah penggalian lorong sesuai petunjuk wangsit," ungkapnya.
5. Ada Makam di Dalam Gua
Ruangan pertama di dalam gua buatan Mustain dihiasi beberapa pilar besar berbahan tanah. Terdapat sebuah makam sepanjang 2 meter antara pilar dengan dinding gua. Di belakang makam juga terdapat sebuah sumur berdiameter sekitar 60 cm yang dalamnya mencapai 12 meter. Ruangan ini sekitar 3 meter dari permukaan tanah.
Mustain mengakui tidak ada jenazah di dalam makam tersebut. Ia hanya meyakini lokasi itu sebagai petilasan Mbah Mukiyi.
"Hanya petilasan, tidak ada jenazahnya. Yang membuat kuburan saya sendiri. Posisinya di kedalaman 3 meter dari permukaan tanah," kata Mustain
![]() |
6. Banyak Lafaz Allah
Tak hanya itu, Mustain menghiasi dinding dan pilar di guanya dengan lafaz Allah dan Ya Allah menggunakan cat warna putih. Sebab, ia meyakini nama Tuhan itu menjadi zikir kesukaan Mbah Mukiyi. Pada ujung ruangan, juga terdapat sejumlah dudukan dari tanah untuk para pengunjung bertapa. Ia berencana melanjutkan penggalian gua tersebut.
Menurut Mustain, panjang lorong gua ini mencapai 60 meter. Bagian terdalam gua mencapai 15 meter dari permukaan tanah. Semua dinding, atap dan pilar gua berbahan tanah. Tidak satu pun pilar bambu, kayu maupun besi untuk menyangga bagian dalamnya.
"Kelanjutannya menunggu wangsit lagi, saya hentikan sejak akhir 2002," ujarnya.
7. Ramai Pengunjung yang Meditasi
![]() |
Gua bawah tanah buatan Mustain ini sempat ramai pengunjung ketika itu. Ia lantas membangun musala keluarga awal tahun 2003. Musala ini berdiri di atas gua sebelah utara. Biaya pembangunannya sebagian menggunakan uang pribadi Mustain, sebagian lagi sumbangan dari para pengunjung.
"Membangun musala juga wangsit dari Mbah Mukiyi supaya menjadi lokasi kegiatan Tarekat Syadziliyah. Juga untuk salat 5 waktu keluarga sendiri dan para tamu," tandasnya.
Pria yang sehari-hari menjadi petani dan beternak kambing ini menjelaskan, gua buatan ini biasa dikunjungi orang-orang yang ingin bermeditasi. Untuk itu, terdapat sejumlah dudukan dari tanah di ujung ruangan kedua gua yang muat untuk 10 orang. Belum lagi bagian tengah ruangan kedua yang lumayan luas.
Menurut Mustain, pengunjung datang dari Mojokerto, Malang, Pasuruan dan Cirebon pada bulan Suro dan Selo dalam penanggalan Jawa. Tak tanggung-tanggung, pengunjung biasa bermeditasi di dalam gua selama 7 hingga 10 hari. Sehingga, duda anak satu ini yang rutin mengirim makanan dan minuman kepada mereka setiap malam.
"Tujuan mereka meditasi saya tidak tahu, hanya izinnya ke saya. Jumlah yang masuk tidak dibatasi, tidak pernah berpikir guanya ambruk," terangnya.