Dokter Ungkap Sensasi-Risiko Pria Sidoarjo Pasang Cincin di Kemaluannya

Dokter Ungkap Sensasi-Risiko Pria Sidoarjo Pasang Cincin di Kemaluannya

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 23 Agu 2022 18:09 WIB
Pria Sidoarjo yang meminta bantuan melepas cincin dari kelaminnya
Petugas saat melepas cincin di kemaluan pria Sidoarjo (Foto: Istimewa/Dok. BPBD Sidoarjo)
Surabaya -

Aksi pria di Waru, Sidoarjo yang diduga sengaja memasang cincin di kemaluan sempat membuat heboh. Pria tersebut panik karena cincin tidak bisa dilepas hingga keluarganya memanggil bantuan tim BPBD. Dokter menyebut, pemasangan cincin di penis memiliki khasiat hingga risiko.

Dokter Spesialis Andrologi dari RS Siloam Surabaya, dr. Onassis Sp.And (K), menyebut, memang ada sejumlah orang yang sengaja memasang cincin di kemaluannya. Cincin tersebut biasanya dipasang di daerah pangkal penis dekat pubis.

"Tujuannya untuk membantu mempertahankan ereksi," kata dr Onassis kepada detikJatim, Selasa (23/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter yang juga membuka praktik di kediamannya di Jalan Ngagel Madya no 65-67 Surabaya ini menambahkan, pemasangan cincin di penis dilakukan untuk menambah sensasi dalam bercinta.

"Terkadang cincin yang dipakai bisa juga disertai vibrator untuk menambah sensasi ke clitoris pasangan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Namun, dr Onassis menjelaskan, cincin yang dipakai harus yang berbahan elastis. Cincin elastis ini juga mudah untuk dilepas dan dipasang.

"Jadi apabila bahan yang dipakai adalah sesuatu yang elastis dan tidak terlalu kecil baik diameter maupun lebar bahannya, maka itu sah-sah saja untuk menambah waktu ereksi," tambah pria yang juga praktik di RS Bhayangkara Surabaya ini.

Sementara itu, cincin yang digunakan pria Waru, Sidoarjo tersebut menggunakan bahan yang tidak elastis. Bahannya terbuat dari semacam besi. Nah, menurut dr Onassis, penggunaan bahan cincin seperti ini yang amat bahaya.

"Tapi akan jadi amat berbahaya bila yang dipakai adalah bahan yang tidak elastis sehingga bisa mengakibatkan kesulitan saat melepas, atau bahkan sampai kepada terganggunya aliran darah ke penis," tambahnya.

dr Onassis mengatakan, jika tak segera dilepas, cincin yang kekecilan di penis ini bisa mengganggu aliran darah. Hal ini juga bisa membuat urethra terikat terlalu keras. Bahkan, jika terlambat ditolong, akibatnya pun cukup fatal hingga bisa dilakukan amputasi penis.

"Aliran darah penis yang terganggu, juga urethra yang terikat terlalu keras bisa berbahaya buat pemakainya. Bahkan bisa berujung amputasi penis, bila terlambat ditolong," kata dr Onassis.

Proses menegangkan saat petugas lepas cincin di kemaluan dengan gergaji, di halaman selanjutnya!

Sebelumnya, keluarga pria Waru, Sidoarjo terpaksa menghubungi Tim Rescue BPBD Sidoarjo karena pria itu merasa kesakitan dan tidak bisa melepas sendiri cincin yang terpasang di kelaminnya.

Kabid Pemadam Kebakaran Sidoarjo, Nawari ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa timnya telah berhasil mengevakuasi cincin yang dipasang di Mr P seorang pria. Cincin ini dievakuasi dengan alat khusus dan memakan waktu dua jam.

"Benar mas anggota rescue telah berhasil mengevakuasi cincin yang dipasang di alat kelamin seseorang pria warga Waru," kata Nawari.

Meski demikian, proses melepas cincin itu memakan waktu yang cukup lama. Tim BPBD yang datang untuk membantunya, butuh waktu 2 jam agar cincin yang terpasang di kemaluannya lepas.

"Prosesnya (melepas cincin dari kemaluan) butuh waktu 2 jam. Kami bangga atas kesabaran anggota Rescue BPBD Sidoarjo," kata Nawari.

Karena itulah proses melepas cincin yang melingkar di alat kelamin pria itu memakan waktu hingga 2 jam. Hingga pria itu akhirnya bisa bernapas lega, cincin itu berhasil dilepaskan dari kemaluannya. Cincin dilepas dengan alat gergaji khusus.

"Proses pelepasan sebetulnya kami menggunakan alat yang sudah kami miliki dalam rangka mengamankan lingkungan kulit. Alatnya seperti gergaji kecil begitu," ujarnya.

Sementara, saat proses pemotongan cincin itu, petugas melapisinya dengan lapisan logam tipis agar kulit kemaluan pria tersebut tidak sampai tergores.

"Itu sudah diamankan melalui teknis biasa lah. Alatnya itu setipis mungkin yang sekiranya tidak akan berdampak pada kulit lainnya. Ada lapisan logam untuk melindungi proses itu dari risiko terkena kulit," ujarnya.

"Harus kami pelajari dulu tingkat risikonya. Kami selalu gunakan konsep A3, yakni aman terhadap pasien, aman terhadap lingkungan, dan aman terhadap diri kita selaku tim rescue," ujarnya.

Dengan demikian, Nawari menegaskan, tidak hanya pada saat proses pelepasan cincin di kelamin seorang pria saja, dalam kasus lain petugas juga terhindar dari risiko yang membahayakan.

"Jadi itu sedikit mbreset (meleset) saja, risiko tinggi buat pasien maupun buat petugas kami. Makanya perlu kehati-hatian," katanya.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads