Kemeriahan HUT ke-77 RI masih terasa di sejumlah wilayah Jatim. Salah satunya Lamongan yang mengadakan lomba dayung perahu tradisional di Bengawan Solo, Dusun Jatisari, Desa Jatirenggo, Glagah, Lamongan.
Lomba ini dipilih karena masyarakat sekitar memang kerap menggunakan moda transportasi perahu tradisional. Kompetisi ini pun dibagi menjadi sejumlah tim yang seluruh pesertanya adalah perempuan.
"Ini adalah lomba dayung perahu tradisional, perahu yang terbuat dari paralon yang biasa digunakan warga untuk aktivitas di Bengawan Solo dan di anak sungainya yang ada di Lamongan," kata Kepala Desa Jatirenggo, Tri Deasy Kusuma Ning Ayu kepada wartawan di sela-sela lomba dayung, Minggu (21/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiap tim terdiri dari 4 orang. Mereka harus mendayung perahu dari garis start hingga finish. Keseruan terlihat saat ada tim yang berusaha mendayung, namun perahunya malah menepi.
"Persyaratan lomba ini sederhana, yaitu perahu dan dayung disediakan panitia, tidak boleh saling menabrakkan perahu saat sama-sama mendayung," ujar Deasy menyebut beberapa persyaratan lomba.
Lomba mendayung ini diikuti 30 tim yang berasal dari dalam maupun luar Dusun Jatisari. Para peserta berusaha tampil maksimal dengan mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mendayung perahu hingga 100 meter.
"Lomba ini juga menjadi salah satu ajang promosi wisata desa mereka setelah beberapa waktu lalu sempat viral dengan kuliner Conggah," ungkap Deasy.
Deasy menjelaskan lomba dayung dilakukan untuk nguri-uri (melestarikan) budaya. Sebabnya, mendayung dengan perahu tradisional ini merupakan aktivitas keseharian warga yang tinggal di sekitar Bengawan Solo dan Bengawan Njero, anak Bengawan Solo.
"Ini yang menjadi kearifan lokal. Selain memperingati HUT ke 77 RI, dengan adanya lomba ini, kami ingin mengeksplorasi potensi desa karena banyak sekali potensi yang bisa digali di desa ini," jelasnya.
Lomba dayung perahu tradisional ini menjadi salah satu lomba perayaan HUT RI yang terunik di wilayah Kecamatan Glagah. Pasalnya, kegiatan ini merupakan satu-satunya lomba yang berlangsung di sungai. Tak heran, ratusan penonton menyaksikan jalannya lomba dari tepian sungai terpanjang di Jawa ini.
(hse/iwd)