Sebagai Musisi Dangdut Wandra Restusiyan menyatakan polemik itu terjadi karena tidak adanya kepedulian pemerintah dalam membentuk lembaga sensor lagu yang dirilis untuk publik.
Polemik lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' tidak akan terjadi jika ada lembaga sensor bentukan pemerintah yang bertugas mengawasi lagu yang layak atau tidak untuk disiarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini memang tidak ada ya lembaga sensor yang bisa menyortir lagu yang tidak layak tayang," ujarnya.
Selama ini, kata Wandra, musisi, penyanyi, hingga pencipta lagu bebas menayangkan lagu. Namun sebagian dari mereka juga tidak memikirkan imbas dari lagu yang mereka tayangkan tersebut.
"Ya ada sensor lah di YouTube ataupun aplikasi musik lainnya," harapnya. "Ini PR bagi pemerintah untuk mengontrol lagu yang akan dirilis."
Sebelumnya muncul penolakan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' dari ulama, tokoh masyarakat, warga Lamongan, dan juga anggota dewan. Ulama menyebut penggunaan Joko Tingkir di lagu itu tidak pantas dan dianggap merendahkan sosok murid Raden Said atau Sunan Kalijaga.
Mereka tidak terima nama guru ulama nusantara yang alim, kharismatik, dan dihormati, diparodikan dalam lagu dangdut koplo. Apalagi, sosok Joko Tingkir memiliki kaitan erat dengan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Sebelumnya muncul penolakan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' dari ulama, tokoh masyarakat, warga Lamongan dan anggota DPRD.
Ulama menyebut penggunaan Joko Tingkir di lagu itu tidak pantas dan dianggap merendahkan sosok murid Raden Said atau Sunan Kalijaga.
Mereka tak terima nama guru ulama nusantara yang alim, kharismatik dan dihormati, diparodikan dalam lagu dangdut koplo. Apalagi, sosok Joko Tingkir punya kaitan erat dengan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
(dpe/iwd)