Musisi Dangdut asal Banyuwangi Wandra Restusiyan ikut berkomentar terkait polemik Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet'. Menurutnya, polemik itu ada karena tidak adanya kepedulian pemerintah dalam membentuk lembaga sensor lagu yang dirilis untuk publik.
Menurut Wandra, polemik lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' tidak akan terjadi jika ada lembaga sensor bentukan pemerintah untuk mengawasi lagu yang layak atau tidak untuk disiarkan. Sehingga lagu-lagu yang bersinggungan dengan masyarakat atau golongan bisa diminimalisir.
"Selama ini memang tidak ada ya lembaga sensor yang bisa menyortir lagu yang tidak layak tayang," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (12/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, kata Wandra, musisi, penyanyi, hingga pencipta lagu bebas menayangkan lagu. Namun sebagian dari mereka juga tidak memikirkan imbas dari lagu yang mereka rilis.
"Ya ada sensor lah di YouTube ataupun aplikasi musik lainnya," harapnya.
Saat ini, kata Wandra, banyak aplikasi musik yang memudahkan para pencipta lagu, musisi, hingga penyanyi dalam penayangan karya mereka.
Sehingga menurutnya pemerintah wajib andil dalam polemik ini. Minimal pemerintah bisa membentuk lembaga sensor lagu, sebelum lagu itu dirilis.
"Ini PR bagi pemerintah untuk mengontrol lagu yang akan dirilis," pungkas pria yang baru saja melangsungkan pernikahannya tersebut.
Sebelumnya muncul penolakan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' dari ulama, tokoh masyarakat, warga Lamongan, dan juga anggota dewan. Ulama menyebut penggunaan Joko Tingkir di lagu itu tidak pantas dan dianggap merendahkan sosok murid Raden Said atau Sunan Kalijaga.
Mereka tidak terima nama guru ulama nusantara yang alim, kharismatik, dan dihormati, diparodikan dalam lagu dangdut koplo. Apalagi, sosok Joko Tingkir memiliki kaitan erat dengan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
(dpe/fat)