Review Pengabdi Setan 2: Terbongkarnya Misteri dan Teror Ibu yang Mengerikan

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 12 Agu 2022 14:37 WIB
Poster Pengabdi Setan 2: Communion/Foto: dok. Rapi Films
Surabaya -

Pengabdi Setan di tahun 2017 sempat menjadi horor paling laris saat itu dengan lebih dari 4 juta penonton. Kesuksesan Satan's Slave ini berlanjut dengan sekuelnya. Masih dengan sutradara dan sebagian besar pemain lama, terwujudlah Pengabdi Setan 2: Communion, 5 tahun sesudah prekuelnya.

Opening PS 2: Communion dibuka dengan penampakan belasan pocong bersujud di tahun 1955. Seorang jurnalis, Budiman Syailendra (Egi Fedly) dibawa ke lokasi sebagai saksi fenomena tersebut. Budiman kemudian diperintahkan mengabarkan hal ganjil tersebut di medianya.

Scene berlanjut ke tahun 1984 di sebuah rumah susun di pinggiran Jakarta Utara. Kini bapak/Bahri Suwono (Bront Palarae) dan ketiga anaknya, Rini (Tara Basro), Toni (Endy Arfian), dan Bondi (Nasar Anuz) bertempat tinggal di rumah susun tersebut usai peristiwa di rumah nenek.

Keluarga ini menganggap hidup di rumah dengan banyak tetangga dekat lebih aman dari pada di rumah sendiri yang jauh dari tetangga. Namun teror ibu itu belum selesai. Keluarga ini akhirnya tahu jika rumah susun tersebut juga bermasalah. Bahkan teror ini lebih tragis dibandingkan teror sebelumnya. Teror kali ini menumbalkan banyak jiwa.

Membuat sekuel jelas lebih sulit, terlebih jika film pertamanya mendulang sukses. Namun Joko Anwar menjawab tantangan itu dengan bukti. Opening PS 2: Communion saja dibuka sangat brilian dengan pocong bersujud. Opening ini bisa dibandingkan atau sebagus opening karya Jokan lainnya, pintu tol, di Perempuan Tanah Jahanam (Impetigore) yang juga banyak mendapat pujian.

Di film sebelumnya, Jokan menyajikan pacing yang agak lambat, kalem, berangsur menghentak dan rush. Namun di sekuel ini, Jokan membawa PS 2: Communion lebih menghentak. Kengeriannya ditambah, thriller-nya ditarik kencang, dan konfliknya lebih komplek yang membuat jantung dan mata yang nonton diaduk-aduk dan dibuat tidak nyaman.

Ya, Jokan membuat sekuel ini masuk akal secara logis. Karakter-karakter di dalamnya dipaksa menghadapi sesuatu yang tidak bisa mereka tolak. Kondisi yang sebelumnya biasa saja kini menjadi masuk akal untuk teror itu datang. Rumah susun, badai, banjir, mati lampu, mayat, lift, memaksa kita untuk bersiap menghadapi teror dan kengerian yang intens tersaji.

Jokan membuat hal-hal yang ada di PS 2: Communion bukan tak ada maksudnya sama sekali. Detil-detil kecilnya pun mempunyai makna tersendiri. Tak ada yang mengira seorang ibu yang menjatuhkan koin di depan lift akan berakhir dengan bencana mengerikan. Pintu kamar keluarga bapak yang bernomor 810 pun mempunyai arti tersembunyi dan maksud tersendiri. Gambar kuda laut di atas kertas mempunyai misteri yang bisa diulas luas.



Simak Video "Video: Peraih detikJatim Awards Inovasi Pembangunan Terpuji 2025"

(iwd/sun)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork