Ada sejumlah catatan sejarah mengenai wabah yang menghebohkan di dunia. Sebut saja wabah menari (dancing plague) atau wabah tertawa (laughter plague).
Tahukah Anda, pernah ada juga, lho, 'wabah' aneh yang pernah melanda sejumlah negara termasuk Indonesia. Wabah itu dikenal dengan 'wabah penis mengecil'.
Sebelum melanda Indonesia dan negara lainnya, ketakutan penis menyusut untuk pertama kalinya dilaporkan di Singapura pada 1969.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu ada hoaks yang merebak yang menyatakan bahwa flu babi bisa menyebabkan penis setiap pria yang terinfeksi mengecil.
Dari hoaks mengerikan itu ada banyak pria di Singapura yang berlarian ketakutan sembari 'menjaga' penis mereka. Ada yang mengikatnya dengan tali, karet, dengan apa pun demi menjaga ukuran penisnya.
Seperti dilansir detikInet mengutip Mothership, Rabu (3/8/2022) ketakutan itu tidak nyata. Singapore Medical Association (SMA) bahkan sempat menggelar konferensi pers untuk mencegah kekhawatiran 'Koro Disease' yang tidak beralasan.
Segera setelah SMA dan Kementerian Kesehatan Singapura menyampaikan pengumuman, jumlah orang yang melapor telah mengalami Koro menurun sangat tajam.
Dalam sebulan, tidak ada lagi kasus Koro yang dilaporkan. Namun secara akumulatif ada lebih dari 460 kasus Koro yang dilaporkan secara resmi di rumah sakit.
Sementara itu, berdasarkan Inside Indonesia, kasus Koro Disease sudah terdeksi terjadi di Tanah Air pada rentang waktu 1895-1935.
Uniknya, bukannya datang ke pengobatan medis, sejumlah orang memilih pengobatan tradisional seperti dukun untuk mengembalikan ukuran penis mereka. Padahal sebenarnya mereka tidak terdampak apa pun.
Dukun di Indonesia pun meracik ramuan dari minyak-minyak tradisional untuk dipijatkan ke area perut dan kaku. Dukun biasanya menghindari pemijatan area penis sehingga hanya pasien yang bisa melakukannya.
(dpe/iwd)