RSUD Jombang Luruskan Soal BPJS yang Ganjal Ibu Lahiran Normal untuk Caesar

RSUD Jombang Luruskan Soal BPJS yang Ganjal Ibu Lahiran Normal untuk Caesar

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 02 Agu 2022 22:07 WIB
Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan (Yanmed) RSUD Jombang dr Vidya Buana
Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan (Yanmed) RSUD Jombang dr Vidya Buana. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Pernyataan Manajemen RSUD Jombang soal BPJS Kesehatan kelas 3 yang sebelumnya disebut mengganjal Rohma Roudotul Jannah (29) menjalani operasi caesar berubah. Persalinan perempuan asal Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito itu dilakukan secara normal, sepenuhnya atas dasar indikasi medis.

"Penanganan pasien di RSUD Jombang dilakukan berdasarkan indikasi medis. Kami tidak pernah membedakan status pasien. Jadi, tidak dilakukan SC (operasi caesar terhadap Rohma) di awal karena betul-betul atas dasar indikasi medis, bukan karena pasien ini KIS (kartu Indonesia sehat)," kata Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan (Yanmed) RSUD Jombang dr Vidya Buana saat hearing dengan Komisi D DPRD Jombang, Selasa (2/8/2022).

Untuk mengakses layanan persalinan di RSUD Jombang, Rohma memang menggunakan BPJS Kesehatan kelas 3. Ia tercatat sebagai penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rohma sempat tiga kali meminta operasi caesar kepada petugas medis RSUD Jombang yang menangani persalinannya pada Kamis (28/7). Namun, permintaan Rohma tidak dikabulkan oleh pihak rumah sakit. Sehingga persalinannya tetap secara normal.

Menurut dr Vidya, tindakan yang diberikan tim dokter berupa persalinan normal sudah sesuai dengan indikasi medis pada Rohma saat itu. Meliputi kondisi Rohma yang tergolong baik, posisi kepala janin sudah di dasar panggul, serta pembukaan jalan lahir berjalan lancar.

ADVERTISEMENT

Kali ini, dr Vidya menyatakan layanan operasi caesar tidak diberikan kepada Rohma sama sekali tidak berkaitan dengan status pasien sebagai peserta BPJS Kesehatan kelas 3. Pihaknya juga tidak memberi opsi kepada Rohma untuk menjalani operasi caesar dengan biaya sendiri.

"Tidak (memberikan opsi kepada Rohma untuk menjalani operasi caesar dengan biaya sendiri), tetap berdasarkan indikasi medis. Kami tidak melihat penjaminan, pokoknya kami layani dengan baik, indikasinya seperti apa. Mau dia umum, mau dia BPJS, non-BPJS, tindakan sesuai indikasi medis," tegasnya.

Sebelumnya, dr Vidya menyampaikan bahwa RSUD Jombang tidak bisa mengabulkan permintaan Rohma yang sejak awal minta dioperasi caesar. Karena operasi caesar terhadap pasien BPJS Kesehatan seperti Rohma harus berdasarkan indikasi medis.

"Kalau sejak awal melakukan caesar, dasarnya tim apa? Dipertanyakan nanti oleh tim audit. Ini kan pakai BPJS, nanti kan kami diaudit. Kami malah disalahkan nanti. Ini kan pasien peserta jaminan kesehatan yang harus melalui proses audit. Kalau nanti diaudit, kena lah kami karena tidak ada indikasi di awal. Harusnya tidak bisa atas permintaan keluarga, harus atas indikasi," jelasnya saat jumpa pers di RSUD Jombang, Senin (1/8).

Saat dikonfirmasi detikJatim terkait pernyataannya tersebut, dr Vidya menampik melakukan ralat. "(Apakah meralat kemarin?) Endak, jawaban saya sudah saya sampaikan, tapi dipotong sama teman-teman (wartawan). Jadinya begitu, tidak karu-karuan," tandasnya.

Rohma menjalani persalinan normal di RSUD Jombang pada Kamis (28/7). Karena hasil pemeriksaan di rumah sakit menunjukkan ia dalam kondisi baik. Posisi kepala janin sudah di pangkal pinggul. Selain itu, pembukaan jalan lahirnya juga lancar.

Dokter spesialis kandungan yang menangani saat itu menilai Rohma justru berisiko mengalami pendarahan jika menjalani operasi caesar. Karena ketika itu ia mengalami preeklamsia yang salah satunya ditandai dengan tekanan darah tinggi 140/90.

Namun, persalinan normal Rohma tidak berjalan lancar. Karena terjadi kondisi penyulit berupa distosia bahu, yakni bahu janin tersangkut sehingga tubuhnya tidak bisa lahir. Kepala bayi bisa keluar setelah disedot menggunakan alat vakum.

Bayi perempuan yang dikandung Rohma selama 9 bulan akhirnya meninggal saat tim dokter spesialis kandungan berupaya menangani distosia bahu.

Tim dokter terpaksa memisahkan kepala dari tubuh bayi untuk menyelamatkan Rohma. Selanjutnya, tubuh bayi dikeluarkan melalui operasi caesar. Saat ini ia dalam proses pemulihan di RSUD Jombang.




(dpe/iwd)


Hide Ads