Dokter RSUD Jombang Beber Proses Ibu Lahiran Normal Berujung Bayi Meninggal

Dokter RSUD Jombang Beber Proses Ibu Lahiran Normal Berujung Bayi Meninggal

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 02 Agu 2022 19:13 WIB
Dokter spesialis kandungan RSUD Jombang, dr Joko Pratomo saat hearing di DPRD Jombang.
Dokter spesialis kandungan RSUD Jombang, dr Joko Pratomo saat hearing di DPRD Jombang. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Informasi dalam artikel ini bisa mengganggu pembaca, terutama bagi ibu hamil yang tidak disarankan untuk membaca artikel ini.

Dokter spesialis kandungan RSUD Jombang dr Joko Pratomo membeberkan persalinan normal Rohma Roudotul Jannah (29) yang berakhir kematian bayi. Ia juga menyampaikan alasannya tidak menempuh prosedur operasi caesar untuk Rohma.

Hal itu disampaikan dr Joko saat hearing atau rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Kabupaten Jombang siang tadi. Menurutnya, Rohma tiba di IGD RSUD Jombang pada Kamis (28/7) pukul 10.54 WIB. Setelah menjalani wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium, Rohma dibawa ke kamar bersalin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat di IGD pembukaan sudah 5, saat di kamar bersalin pembukaan 7. Jadi, pembukaannya sudah baik. Apalagi di Puskesmas Sumobito bukaan 3. Maka bukaannya lancar. Oleh sebab itu, maka dilakukan persalinan normal," kata dr Joko, Selasa (2/8/2022).

Joko juga menjelaskan, jalan lahir Rohma mencapai fase pembukaan lengkap pada hari yang sama sekitar pukul 17.40 WIB. Persalinan normal pun digelar. Namun, bayi perempuan di dalam rahim Rohma tak kunjung lahir sampai sekitar pukul 19.00 WIB. Padahal, saat itu kepala bayi sudah pada posisi sangat turun.

ADVERTISEMENT

"Sehingga, diputuskan pakai bantuan vakum atau penyedot. Kepalanya lahir, tapi setelah itu ternyata bahunya tidak mau lahir. Karena ada kemacetan di bahu, maka dilakukan upaya-upaya menangani kasus seperti itu," terangnya.

Berbagai upaya sudah dilakukan tim dokter spesialis kandungan untuk mengatasi distosia bahu pada persalinan Rohma. Namun, tidak membuahkan hasil. Persalinan terhenti dengan posisi kepala bayi sudah keluar.

"Karena proses ini perlu waktu, akhirnya bayi tidak bisa diselamatkan dan meninggal. Kepala sudah keluar, ditarik juga tetap tidak bisa," jelasnya.

Oleh sebab itu, lanjut dr Joko, tim dokter saat itu menyerah dengan persalinan normal. Pihaknya memilih metode operasi caesar untuk mengeluarkan tubuh bayi dari perut Rohma. Sebelum operasi, kepala bayi lebih dulu dipisahkan karena tidak mungkin untuk ditarik ke dalam.

"Maka kepalanya harus dipisahkan dari badannya supaya badannya bisa lahir. Sebelum operasi dilakukan pemisahan kepala. Setelah itu melahirkan badan bayi secara operasi. Ibu bayi kami pantau dalam keadaan baik," cetusnya.

Di akhir penjelasannya, dr Joko menyampaikan tiga alasan tidak menempuh prosedur operasi caesar sejak awal untuk persalinan Rohma.

"Satu, karena pembukaannya lancar. Kedua, saat pasien hamil dengan hipertensi berisiko lebih besar terjadi pendarahan saat operasi. Ketiga, operasi itu upaya terakhir," tandasnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads