Kasus Ibu Dipaksa Lahiran Normal, 3 Alasan Puskesmas Rujuk ke RSUD Jombang

Kasus Ibu Dipaksa Lahiran Normal, 3 Alasan Puskesmas Rujuk ke RSUD Jombang

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 02 Agu 2022 19:32 WIB
Kepala Puskesmas Sumobito dr Hexawan Tjahya Widada saat menjelaskan alasan merujuk Rohma ke RSUD Jombang
Kepala Puskesmas Sumobito dr Hexawan Tjahya Widada saat menjelaskan alasan merujuk Rohma ke RSUD Jombang. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Rohma Roudotul Jannah (29) dirujuk Puskesmas Sumobito ke RSUD Jombang karena 3 masalah yang ia alami saat itu. Sayangnya perempuan asal Desa Plemahan, Sumobito, Jombang harus kehilangan bayinya saat menjalani persalinan normal di RS pelat merah itu.

Kepala Puskesmas Sumobito dr Hexawan Tjahya Widada mengatakan, Rohma datang ke poli kesehatan ibu dan anak (KIA) Puskesmas yang ia pimpin pada Kamis (28/7) pagi untuk meminta surat rujukan. Saat diperiksa bidan Puskesmas, kaki Rohma membengkak dan kontraksi pada rahimnya meningkat.

"Saat itu kami lakukan pemasangan infus dan kami berikan oksigen, kami rujuk ke RSUD Jombang. Kami dampingi dalam perjalanan dan diobservasi," kata dr Hexawan saat rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Kabupaten Jombang, Selasa (2/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hexawan menjelaskan, ada 3 faktor yang membuat Rohma harus dirujuk ke RSUD Jombang. Pertama, karena istri Yopi Widianto (26) itu pernah mengalami keguguran pada kehamilan pertama. Kedua, karena Rohma punya riwayat diabetes dalam kehamilan. Ketiga, karena ia mengalami preeklamsi ringan.

"Tensinya 140/90 mengindikasikan preeklamsi ringan. Ini (persalinan) tidak bisa dilakukan di puskesmas, SOP-nya harus di rumah sakit. Apalagi ada riwayat diabetes," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, dr Hexawan menegaskan, Puskesmas Sumobito tidak pernah merujuk Rohma agar menjalani operasi caesar di RSUD Jombang.

"Di dalam rujukan tidak ada berbunyi SC (operasi caesar). Karena penentu tindakan adalah rumah sakit, bukan kami. Semua ada arsipnya," tandasnya.

Rohma menjalani persalinan normal di RSUD Jombang karena hasil pemeriksaan di rumah sakit menunjukkan ia dalam kondisi baik. Posisi kepala janin sudah di pangkal pinggul. Selain itu, pembukaan jalan lahirnya juga lancar.

Dokter spesialis kandungan yang menanganinya saat itu menilai Rohma justru berisiko mengalami pendarahan jika menjalani operasi caesar. Sebab, ketika itu ia mengalami preeklamsia.

Namun, persalinan normal Rohma tidak berjalan lancar. Karena terjadi kondisi penyulit berupa distosia bahu, yakni bahu janin tersangkut sehingga tubuhnya tidak bisa lahir. Kepala bayi bisa keluar setelah disedot menggunakan alat vakum.

Bayi perempuan yang dikandung Rohma selama 9 bulan akhirnya meninggal saat tim dokter spesialis kandungan berupaya menangani distosia bahu. Tim dokter terpaksa memisahkan kepala bayi untuk menyelamatkan Rohma. Selanjutnya, tubuh bayi dikeluarkan melalui operasi caesar. Saat ini Rohma dalam proses pemulihan di RSUD Jombang.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads