Pesan Hacker Retas Website Desa Buntut Polemik Pesulap Merah-Gus Samsudin

Pesan Hacker Retas Website Desa Buntut Polemik Pesulap Merah-Gus Samsudin

Fima Purwanti - detikJatim
Senin, 01 Agu 2022 15:17 WIB
Website Desa Rejowinangun dihack buntut polemik Gus Samsudin dan Pesulap Merah
Hacker tinggalkan pesan di situs yang diretasnya (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Polemik antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin belum usai. Hal ini berbuntut dengan diretasnya dua layanan online milik Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Di salah satu website, sang hacker juga meninggalkan sebuah pesan.

Sebelumnya, akun instagram Desa Rejowinangun juga sempat diserang ratusan komentar warganet. Para warganet mencibir aksi Kades Rejowinangun yang seenaknya meminta KTP Pesulap Merah atau Marcel Radhival saat mendatangi padepokan Gus Samsudin.

Kedua layanan online yang diretas itu yakni website UMKM dan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Keduanya diretas sejak Jumat (29/7/2022). Hingga kini, hanya ada satu layanan online yang sudah bisa diakses dan digunakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesan yang ada di website UMKM yang sempat diretas orang tak dikenal berisi:

"Ternyata warga Blitar anarkis ya, Bapak siapa nih? Ya okelah Kades menanyakan perihal apa yang terjadi. Tapi warga-warga desa Rejowinangun ternyata anarkisnya bukan main, terlihat disini siapa yang rusuh dan tidak rusuh. Halo anak dari bapak ini, pasti kau bangga punya bapak anarkis dan tukang pukul. Hahaha. (Link video youtube). Warga Blitar dukung PEMBUKTIAN MarcelMarcel Pesulap Merah! #SAVEMARCEL #RejowinangunAnarkis"

ADVERTISEMENT

Sementara Kades Rejowinangun, Bhagas menerangkan hingga kini belum diketahui pelakunya. Namun, pihaknya menduga layanan desayang diretas dan akun yang diserang buntut dari permasalahan antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin.

Hal ini terbukti lewat pesan hacker di salah satu website yang dihack. Ia pun menyesalkan aksi tersebut.

"Tidak etis lah seperti itu. Mari menggunakan media sosial secara bijak. Kasihan warga yang terkena dampak tidak bisa menggunakan layanan," kata Bhagas, Senin (1/8/2022).

Menurut Bhagas, dua layanan website online yang diretas dilakukan secara berbeda. Website PTSP diretas dengan cara spam, ada kiriman pesan masuk dengan jumlah banyak. Sementara, kotak pesan itu berisikan kata umpatan dan sebagainya.

"Kemudian untuk website UMKM ini diretas. Tiba-tiba diblok gambar dengan kata-kata. Tapi untuk yang web UMKM sudah pulih dan bisa digunakan lagi sekarang," katanya.

Sedangkan untuk layanan PTSP online masih dalam tahap pemulihan. Sehingga, layanan surat menyurat dilakukan secara manual untuk sementara waktu.




(hil/fat)


Hide Ads