Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Mineral RI meningkatkan status Gunung Raung dari normal (level 1) menjadi level waspada (level 2). Sebelumnya, Gunung Raung erupsi pada Rabu (27/7).
Peningkatan status itu tertuang dalam surat edaran 380.Lap/GL.05/BGL/2022, tertanggal 29 Juli 2022.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Mukijo membenarkan adanya peningkatan status Gunung Raung dari normal menjadi waspada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Per hari ini sudah dinyatakan meningkat. Status Raung Waspada," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (29/7/2022).
Baca juga: Gunung Raung dan Sejarah Letusannya |
Peningkatan status waspada ini, kata Mukijo, menyusul adanya erupsi yang terjadi Rabu lalu (27/7). Selain itu, data yang terekam di PPGA Raung mengindikasikan adanya peningkatan kegempaan dan munculnya abu vulkanik yang terlihat di puncak gunung setinggi 3.332 mdpl itu.
"Pada tanggal 27 Juli 2022, pukul 17.19 WIB terjadi erupsi terekam pada seismograf, namun secara visual dari pos tertutup kabut. Berdasarkan laporan warga dari sisi lain tinggi erupsi diperkirakan 1.000-1.500 meter di atas puncak," tambahnya.
Dalam surat edaran 380.Lap/GL.05/BGL/2022, tertanggal 29 Juli 2022 tercatat anomali panas yang terdeteksi oleh citra satelit Terra dan Aqua di permukaan kawah terdeteksi pada tanggal 28 Juli 2022 sebesar 2 mW. Ini mengindikasikan dinamika magma pada permukaan kawah Gunung Raung.
Sementara itu, jenis gempa yang terekam selama periode 1 hingga 26 Juli 2022 yaitu gempa hembusan, tremor, tektonik lokal dan tektonik jauh. Dengan rincian, 377 kali gempa hembusan, 18 kali gempa vulkanik dangkal, 8 kali gempa tektonik lokal. Lalu, 264 kali gempa tektonik Jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplituda 0.5-8 mm (dominan 1 mm).
Pada tanggal 8 hingga 19 Juli 2022, terjadi peningkatan gempa hembusan hingga mencapai rata-rata 28 kejadian per hari. Pemodelan GPS mengonfirmasi bahwa telah terjadi inflasi di satu titik yang jaraknya lebih dari 10 km dari puncak pada permukaan kawah Gunung Raung periode Juni hingga Juli 2022 yang dapat disimpulkan bahwa terjadi migrasi massa pada kedalaman (2900 m di bawah puncak) yang menyebabkan perubahan dimensi 1,7 juta m3.
(hil/dte)