Melihat Jejak 3 Kali Kedahsyatan Letusan Gunung Raung-Dampaknya

Melihat Jejak 3 Kali Kedahsyatan Letusan Gunung Raung-Dampaknya

Tim DetikJatim - detikJatim
Kamis, 28 Jul 2022 11:08 WIB
Gunung Raung meletus
Gunung Raung meletus pada 2015 (Foto file: Putri Akmal)
Banyuwangi -

Gunung Raung di perbatasan Banyuwangi, Jember dan Bondowoso meletus. Pos pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung mencatat letusan terjadi pada Rabu, 17 Juli 2022 sekitar pukul 17.19 WIB.

Secara administratif, Gunung Raung masuk Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Gunung merapi ini mempunyai tiga puncak yakni Puncak Tusuk Gigi (3.300 mdpl) dan yang paling tinggi Puncak Sejati (3.344 mdpl).

Dalam catatan sejarah, Gunung Raung meletus pertama kali tahun 1586. Letusan pertama tersebut tercatat sebagai letusan hebat, hingga mengakibatkan wilayah di sekitarnya rusak dan memakan korban jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masuk tahun dekade 2010, Gunung Raung pernah meletus pada tahun Oktober 2012, lalu Juni 2015 dan Januari 2021. Kini Gunung tersebut dikabarkan meletus lagi pada Juli 2022.

Pada 17 Oktober 2012

ADVERTISEMENT

Aktivitas vulkanik Gunung Raung meningkat. Status Gunung Raung dari normal naik menjadi waspada sehari kemudian. Pada 22 Oktober 2012 statusnya kembali naik menjadi siaga dan membawa dampak di daerah sekitarnya.

8 Kecamatan di tiga kabupaten masuk dalam peta terdampak erupsi Gunung Raung. Ke-8 Kecamatan tersebut berada di Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso. Data tersebut diambil dari peta potensi bencana Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Banyuwangi.

Dari tiga Kabupaten, Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yang paling banyak miliki wilayah terdampak. Ada 5 Kecamatan, yakni, Genteng, Sempu, Songgon, Glenmor dan Kalibaru. Disusul 2 kecamatan di Kabupaten Bondowoso. Di antaranya, Sumber Ringin dan Sukosari.

Sedangkan di Kabupaten Jember, hanya Kecamatan Sumberjambe yang masuk dalam peta terdampak erupsi. Bahaya yang ditimbulkan erupsi Gunung Raung yakni, pijar lava, awan panas, lontaran batu, banjir lahar dingin dan hujan abu.

Pada 4 Juli 2015

Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) pada Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Raung menyatakan Gunung Raung meletus. Letusan mirip kembang api dan lavanya tidak sampai meluber ke lereng gunung.

Dari pengamatan tampak asap tebal berwarna merah terlihat menyembur dari gunung setinggi 3.332 mdpl tersebut pada Sabtu pagi (04/7/2015). Ketinggian asap diperkirakan mencapai 300-400 meter, mengarah ke tenggara di langit kota Banyuwangi.

Akibat asap ini, kata Burhan, hujan abu tipis mengguyur sekitar kawasan gunung. Selain itu, muncul juga pijaran api mirip kembang api di atas kawah. Namun karena bibir kawah yang tinggi dan lebar hingga 2 km, pijar api ini tak sampai meluber ke lereng.

Dampak lain dari letusan gunung saat itu, sebanyak 46 jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali dibatalkan. Pembatalan penerbangan itu meliputi rute domestik dan internasional. Ini karena letusan Raung berdampak hingga Bali.

Pada Januari 2021

Gunung Raung erupsi di awal 2021. Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, mengatakan Raung masih mengalami erupsi kecil waktu itu.

Namun pada Februari 2021, erupsi Gunung Raung terus meningkat. Pengamatan dari pos, asap dari aktivitas vulkanik Gunung yang berada di perbatasan Banyuwangi, Jember dan Bondowoso terlihat membumbung tinggi hingga 2.500 meter di atas puncak. Asap terbawa angin hingga ke Bali.

Imbasnya, hujan abu terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso. Hujan abu sangat mengganggu pengendara.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memantau langsung aktivitas vulkanik Gunung Raung. Letusan saat itu, dinilai masih di bawah letusan pada erupsi di tahun 2015.

Imbas dari erupsi Gunung Raung, beberapa penerbangan di Bandara Banyuwangi ditutup sementara. Bandara paling ujung timur Pulau Jawa ini menutup layanan penerbangan lebih dari 10 hari waktu itu, menyusul keluarnya Notam penutupan sementara bandara.

Pada Juli 2022

Gunung yang berada di perbatasan Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso ini terekam meletus selama 9 menit. Gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (MPDPL) itu mengeluarkan abu setinggi 1.500 meter dari puncak.

Meski meletus, status Gunung Raung masih berstatus normal (level 1). Warga juga tidak mendengar suara gemuruh dan merasakan dampak. Penerbangan juga belum ada yang ditutup karena belum ada yang terdampak.

Sedangkan untuk antisipasi, perangkat desa sekitar memberi sosialisasi masyarakat agar tak panik dan bereaksi berlebihan saat Gunung Raung erupsi. Masyarakt juga disarankan agar menyaring informasi hoaks yangf beredar.

Halaman 2 dari 3
(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads