Upaya Pemprov Jatim menurunkan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui vaksinasi masif terus dilakukan. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut, saat ini Jatim sudah menggunakan 377.985 dosis vaksin PMK untuk hewan ternak dan angka itu tertinggi se-Indonesia.
"Alhamdulilah, saat ini Jatim memiliki capaian vaksinasi PMK tertinggi di Indonesia. Terima kasih kerja keras semua pihak. Semoga dapat nemutus mata rantai penyebaran PMK di Jatim. Meski demikian kita tetap waspada dan siaga untuk melindungi ternak kita," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (28/7/2022).
Khofifah menegaskan, Pemprov Jatim beserta jajaran di semua lini bekerja keras dan berkomitmen untuk mengentaskan penyakit yang menyerang hewan berkuku genap tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bekerja keras dan berkomitmen penuh dalam penanggulangan PMK melalui vaksinasi masif kepada hewan ternak di Jatim," ungkapnya.
Meski capaian vaksin PMK di Jatim tertinggi, Khofifah tetap mengingatkan kepada seluruh peternak agar terus bekerjasama menanggulangi PMK. Sebab, kata dia, vaksinasi di Jatim sesungguhnya sudah tertinggi di antara provinsi lain, Akan tetapi, jumlah populasinya juga tertinggi sehingga percepatan vaksinasi harus dilakukan oleh semua pihak.
"Saat ini kita memasuki tahap dosis kedua vaksinasi PMK. Tahap dosis kedua ini ada 600 ribu dosis vaksin yang kini sudah ada di masing-masing kabupaten/kota. Vaksin tersebut untuk perluasan vaksinasi dosis pertama maupun yang revaksinasi," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya telah mengimbau pada seluruh kepala daerah di Jatim untuk melakukan percepatan vaksinasi di daerahnya.
Percepatan vaksinasi PMK di Jawa Timur ini didukung oleh Tenaga Kesehatan Hewan sebanyak 2.450 orang. Yang terdiri dari sebanyak 950 dokter hewan dan 1.500 paramedik veteriner.
Provinsi Jawa Timur juga bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia untuk melatih Tenaga Kesehatan (NAKES) dari unsur TNI dan POLRI sebanyak 1.200 orang.
Selain itu, melibatkan dokter muda Fakultas Kedokteran Hewan Uniar, Unibraw dan Univ Wijaya Kusuma dengan total 600 mahasiswa dokter muda. Serta melibatkan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) sebanyak 350 dokter hewan.
"Dengan jumlah SDM tersebut maka Jatim memiliki 950 tim vaksinator yang mampu melakukan vaksinasi rata-rata sebanyak 12.500 sampai 15.000 ekor per hari. Sehingga total vaksin 600.000 dosis akan terselesaikan selama 1,5 bulan. Tetapi kami sedang menghitung ulang untuk opsi percepatan," urainya.
Ke depan Khofifah berharap suplai vaksin dari pusat bisa lancar tersalurkan ke daerah sehingga upaya vaksinasi terus dilakukan dengan cepat.
"Saya yakin dengan upaya yang dilakukan bersama-sama, kasus PMK di Jatim bisa dihentikan dan seluruh hewan ternak di Jatim kembali dalam kondisi sehat," tandasnya.
Lebih lanjut Mantan Mensos RI ini menuturkan, pelaksanaan vaksinasi tahap II tetap diprioritaskan untuk ternak bibit, sapi perah, sapi potong dan kerbau.
"Sedangkan untuk ternak kambing, domba, babi akan dilakukan vaksinasi setelah ternak sapi dan kerbau sudah tervaksin 100 persen," imbuhnya.
Adapun update PMK di Jatim hingga Rabu (27/7), ada sebanyak 170.255 kasus PMK di Jatim. Yang sembuh sebanyak 72.653 atau 42,67%. Kemudian hewan ternak yang sakit sebanyak 94.438 atau 55,47%. Lalu hewan ternak yang dipotong paksa sebanyak 1.657 atau 0,97% dan hewan ternak yang mati sebanyak 1.507 atau 0,89%.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) RI per (27/7), vaskinasi PMK di Provinsi Jawa Timur tertinggi di Indonesia sebanyak 377.985 dosis. Sementara kedua Jawa Tengah 78.469 dosis dan ketiga Jawa Barat tercatat 70.306 dosis.
(iwd/iwd)