Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah mendukung hadirnya kampung ramah anak di seluruh Kota Surabaya. Salah satunya dengan mulai membangun tradisi ramah anak dan menempatkan anak pada posisi dan perannya.
Laila menilai kampung ramah anak menghargai setiap anak untuk makin mengembangkan potensi mereka. Namun dalam hal ini, RT/RW perlu mengkoordinasikan warga kampung setempat untuk mencegah agar tidak satupun anak menjadi korban kekerasan.
"Momentum Hari Anak Nasional (HAN) ini menjadi semangat kita semua untuk membangun kampung ramah anak. Harus dijaga tradisi menghargai anak sebagai aset masa depan," kata Laila dalam keterangan tertulis, Kamis (28/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mari kita memulai tradisi ramah anak itu dari keluarga. Orang tua harus menciptakan iklim dan tradisi untuk mengembangkan potensi anak. Tidak mempraktikkan kekerasan terhadap anak sekecil apa pun," imbuh Laila.
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri puncak HAN di Balai Pemuda Surabaya, Rabu (27/7). Politisi Perempuan PKB ini pun optimistis terkait realisasi kampung ramah anak di Kota Surabaya untuk menciptakan tradisi ramah anak. Meski demikian, hal ini tentunya perlu upaya bersama masyarakat setempat.
Menurutnya, kepekaan dan kepedulian warga kampung sangat dibutuhkan karena mereka yang paling dekat dengan dan melihat kondisi anak-anak di sekitar.
"Yang paling rentan saat ini adalah dampak HP. Jika ada warkop di kampung dengan fasilitas WiFi dengan anak-anak di situ, sebaiknya warga menegur. Anak akan rentan. Kampung harus peduli yang seperti ini," kata Laila.
Ketua Perempuan Bangsa Surabaya ini pun menyampaikan dirinya turut mendukung upaya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam mengembangkan RT ramah anak. Dalam hal ini, para warga dan setiap RT harus bergandengan tangan dengan semua pihak mulai dari perguruan tinggi, masyarakat pegiat anak, hingga psikologi. Adapun nantinya balai RW juga akan diberdayakan sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan diri masyarakat bersama anak-anak.
Namun demikian, Pimpinan DPRD Surabaya ini mengingatkan latar belakang, kondisi ekonomi dan sosial warga akan sangat mempengaruhi budaya dan tradisi anak-anak di kampung. Untuk itu, kondisi sosial ekonomi harus menjadi perhatian serius semua pihak.
Laila juga menegaskan terkait anak-anak, yang tugasnya belajar, bukkan dipaksa untuk ikut bekerja mencukupi kebutuhan keluarga.
"Tugas kita semua, Pemkot, kami di DPRD dengan dukungan anggaran untuk mensejahterakan warga. Mengajak pihak ketiga untuk peduli mensejahterakan mereka. Budaya ramah anak juga dipengaruhi kondisi ini," urai Laila.
Terkait sistem pendidikan keluarga dan lingkungan, Laila menyebut warga kampung harus mendukung agar iklim pengembangan potensi anak makin maksimal. Oleh karena itu, oa meminta agar semua upaya perlu dilakukan secara riil dan taktis.
"Kita bangga dengan predikat kota ini layak anak tingkat nasional berkali-kali. Tapi kami lebih bangga jika kota ini tidak ada lagi kekerasan terhadap anak. Kasus kekerasan anak tidak terjadi dan masa depan anak terjamin," papar Laila.
Ramah Anak Jadi Atensi KPAI
Pengembangan Kampung Ramah Anak juga menjadi atensi bagi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati menyampaikan setiap anak mempunyai hak sama sebagai warga negara.
Oleh karena itu, hindari melakukan tindakan semena-mena dan diskriminasi terhadap anak. Dengan demikian, mereka kelak dapat menjadi generasi dan pemimpin penerus bangsa hebat.
Rita mengatakan sejauh ini KPAI telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi anak-anak di Indonesia. KPAI dan Pemkot Surabaya akan memberikan perlindungan dan pengawasan bagi anak-anak yang mengalami tindakan kekerasan.
"Anak-anak jangan pernah takut ketika mengalami tindak bullying dan kekerasan. Bisa melapor ke orang tua biar nanti diselesaikan di Puspaga terdekat. Begitu pula ketika ada masalah dengan orang tua, bisa juga dibantu oleh Pusat Pendidikan Keluarga (Puspaga)," pungkas Rita.
Sebagai informasi, dalam acara ini turut hadir Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Forkopimda. Hadir pula tamu BUMN, kampus, dan perbankan.
Dalam acara ini, Laila turut memberi apresiasi kepada anak-anak Surabaya yang tampil menunjukkan kreativitas kreativitas seni dengan penampilan menyanyi, memainkan gamelan, hingga orkestra.
(ncm/ega)