Ratusan mahasiswa di Probolinggo menggelar aksi demonstrasi di gedung DPRD. Demo menolak Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) itu diwarnai kericuhan dengan polisi.
Aksi dorong mendorong dan saling pukul antara mahasiswa dengan petugas pengamanan tak terhindarkan saat pendemo mulai membakar ban bekas di depan gedung perwakilan rakyat.
Ketegangan dimulai ketika mahasiswa menolak permintaan petugas agar memadamkan api. Dalam kericuhan itu 2 mahasiswa diamankan petugas dan diperiksa di ruang Satreskrim Polres Polres Probolinggo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator Aksi Muhamad Ziaul Haq mengatakan mahasiswa melakukan aksi demo itu untuk menyampaikan aspirasi mewakili masyarakat yang menolak RKUHP, yang saat ini kembali dibahas.
"Tuntutannya, menghapus 13 isu yang krusial yang sudah kami lakukan kajian. Salah satu contohnya tentang pidana mati dan peraturan tentang unggas," ujar mahasiswa yang akrab disapa Zia itu.
Mengenai kericuhan, Zia menjelaskan pihaknya sudah berusaha melakukan aksi damai. Namun saat petugas memadamkan ban yang dibakar mahasiswa petugas mendorong mahasiswa, memantik amarah pendemo.
"Ada aksi pembakaran ban bekas, petugas melakukan pemadaman mendorong mahasiswa yang ikut demo. Aksi petugas itu membuat menyebabkan kericuhan. Semua mahasiswa ikut demo tak ada yang menyembunyikan batu di tas, mungkin itu kelompok lain. Kami tetap aksi damai," tambah Zia.
Wakil ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Lukman Hakim mengatakan pihaknya sudah keluar dan mendengar aspirasi mahasiswa.
Dirinya mewakili DPRD, kata Lukman, bahkan sudah saling bersepakat. Hanya saja pada saat hendak melakukan penandatanganan ternyata kericuhan terjadi.
"Tetapi hasilnya tadi tetap kami suarakan ke pusat melalui induk masing-masing. Saya sendiri melalui Partai PKB, Pak Jhon melalui Partai Gerindra, dan Aan melalui Partai Nasdem," kata Lukman.
Diketahui mahasiswa yang melakukan aksi demo itu tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Aliansi BEM Probolinggo Raya.
(dpe/iwd)