Kasus oknum guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap siswa SD di Kota Kediri berlanjut. Puluhan aktivis dan pegiat perlindungan anak dan perempuan di Kediri melakukan unjuk rasa di depan Kantor Dinas Pendidikan.
Massa menuntut Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto dicopot dari jabatannya karena dinilai melindungi oknum guru SD pelaku pencabulan terhadap sejumlah siswi.
Dalam aksinya massa menggelar aksi teatrikal dugaan pencabulan oknum guru sekolah dasar di Kota Kediri terhadap sejumlah siswi di halaman dinas pendidikan. Mereka memperagakan tindakan tak senonoh oknum pendidik terhadap murid yang kasusnya mereka duga ditutupi kepala dinas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus pencabulan diduga dilakukan IM (57) oknum guru SD Di Kecamatan Pesantren Kota Kediri terhadap 8 siswi SD Mei lalu. Perbuatan bejat itu berlangsung di sekolah dengan modus pelaku memanggil korban di sebuah ruangan dan diraba bagian sensitifnya.
Supriyo, Koordinator Aksi mengaku, seharusnya, temuan yang diketahui dinas pendidikan itu segera dilaporkan kepada aparat penegak hukum atau kepada pihak kepolisian. Mengingat kasus ini menyangkut soal anak dan terdapat banyak korban.
"Seharusnya, Dinas Pendidikan melaporkan itu kepada polisi. Jangan melakukan tindakan sendiri dengan memecat oknum pelaku. Padahal status terduga pelaku belum mendapat status hukum yang jelas atau inkrah. Kami sangat menyayangkan apa yang dilakukan kepala dinas pendidikan," katanya, Senin (25/7/2022).
Menanggapi aksi unjuk rasa itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto mengaku dirinya telah melakukan tindakan sesuai dengan kewenangannya. Dirinya telah melaporkan kasus dugaan pencabulan itu kepada Wali Kota Kediri.
"Dari hasil pelaporan kepada wali kota itu status kepegawaian dari seorang guru resmi diberhentikan per tanggal 20 Juli 2022 kemarin," kata Siswanto.
Lebih lanjut, Siswanto mengaku pihaknya sebelumnya sempat memanggil terduga pelaku berdasarkan hasil pelaporan kepala sekolah bersangkutan. Ia juga mengklaim telah meralat jumlah korban siswi yang tadinya 8 jadi 7 anak karena hasil dari keterangan kepala sekolah hanya 7 siswi yang jadi korban.
"Dalam pemanggilan itu kami mendapati pengakuan dari seorang oknum guru itu yang memang membenarkan terkait tindakan pencabulan itu. Dan berdasarkan keterangan kepala sekolah jumlahnya bukan 8 tapi hanya 7 siswi," Jelas Siswanto.
Seperti diberitakan sebelumnya, diduga ada oknum seorang guru SD di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri melakukan pencabulan terhadap anak didiknya. Ada kurang lebih 7 orang siswi yang menjadi korban.
(dpe/iwd)