Belasan siswa SDN 4 Gelangkulon, Kecamatan Sampung, Ponorogo belajar di yayasan Budha. Sebab, sekolah mereka nyaris ambruk.
Pun lantai sekolah mereka pecah akibat tanah gerak. Salah seorang siswi, Naira Sabila Farhana (9) mengatakan, sudah sejak kelas 3 akhir ia bersama 3 orang temannya berjalan sejauh 600 meter dari sekolah lama ke gedung milik yayasan.
"Karena sekolahnya rusak, mau roboh. Takut kalau di sana," tutur Safa kepada wartawan, Senin (25/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guru Agama Budha, Bintang Asiana menerangkan, rehab terakhir tahun 2008. Kerusakan sekolah terjadi sekitar 2 tahun lalu.
"Saya lihat di kuda-kuda atap kayunya lapuk, juga tanah gerak. Akhirnya banyak keramik yang pecah," ujar Bintang.
Akhirnya pihak sekolah sepakat gedung kelas VI, V, VI, UKS, toilet dan kantor guru tidak dipergunakan terlebih dulu. Sebab, khawatir akan keselamatan siswa.
"Ini tidak dipakai saja, karena kalau hujan angin, anak-anak kena musibah. Sehingga dikosongkan dulu," terang Bintang.
Awalnya, lanjut Bintang, para siswa belajar di teras sekolah. Kemudian yayasan Budha mendapat bantuan sekolah minggu 3 kelas. Akhirnya, pihak sekolah memohon menggunakan ruang kelas VI, V dan VI.
"Kan kalau di gedung yayasan, Senin hingga Sabtu tidak terpakai. Hanya hari Minggu saja yang dipakai," papar Bintang.
Total ada 34 siswa yang belajar di SDN 4 Gelangkulon. Siswa kelas 1 ada 5 anak, kelas 2 ada 5 anak, kelas 3 ada 6 anak, kelas 4 ada 4 anak, kelas 5 ada 8 anak, kelas 6 ada 6 anak.
"Kami sebagai guru terutama ingin sekali mendapat perhatian dari pemerintah. Bagaimana supaya sekolahan ini bisa segera diperbaiki," pungkas Bintang.
(sun/sun)











































