Salah satu dari empat korban tewas akibat miras oplosan di Banjarmelati, Kelurahan Jeruk, Lakarsantri, Surabaya sempat 'hidup' lagi. Kejadian yang sempat menggemparkan warga ini terjadi saat jenazah berinisial RH itu akan dimandikan. Tanda-tanda kehidupan itu muncul saat denyut nadi di tangannya masih terasa.
Salah seorang tokoh masyarakat lantas meminta keluarga RH agar segera memanggil dokter. Dokter pun cepat datang ke rumah duka dan memberikan pertolongan.
"Setelah diperiksa, dokter tersebut menyuruh agar menunggu hingga 2 jam,"kata Adit, salah seorang warga sekitar, Senin (25/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2 jam menunggu, akhirnya denyut nadi RH tak terasa. Dia akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada pukul 22.00 WIB.
"Korban meninggal pukul 10 malam, selisih 5 jam dari kabar kematian yang diumumkan," imbuh Adit. Pemakaman selesai jam 11 an malam," tutur Adit.
Saat tahu denyut nadi terasa, warga yang akan memandikan jenazah langsung berhenti. Begitu pula yang sudah siap menunggu di pemakaman.
"Denyut nadi tangannya masih ada. Akhirnya nggak jadi dimandikan. Itu warga yang menggali makam saja banyak yang pulang karena terlalu lama menunggu," tambah Adit.
RH, merupakan korban terakhir dari 4 orang yang tewas usai pesta miras. 3 rekannya lebih dulu meninggal. Saat ini polisi masih menyelidiki kasus ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, 6 warga Jeruk Banjarmelati, Lakarsantri, Surabaya menjadi korban miras oplosan. 4 orang di antaranya meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.
Peristiwa ini adalah yang kedua kalinya terjadi di Surabaya dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Sebelumnya, 5 orang warga Bronggalan, Tambaksari juga tewas akibat miras oplosan. Mereka menggelar pesta miras pada malam takbiran Idul Adha.
(hil/dte)