BPBD Kota Surabaya memberikan pelatihan kepada relawan untuk memberikan respons cepat dalam pertolongan pertama dalam setiap kejadian kebencanaan di Kota Surabaya. Salah satunya terkait laporan kejadian kecelakaan.
Pelatihan yang digelar selama tiga hari tersebut melibatkan tim-tim relawan yang sering ikut membantu penanganan kejadian kecelakaan dan lainnya yang terjadi di Surabaya. Mereka mendapatkan pelatihan pertolongan pertama terhadap suatu kejadian untuk membantu Command Center dalam mengaplikasikan respon 7 menit dari setiap laporan.
Kepala BPBD Ridwan Mubarun mengatakan program pelatihan para relawan diberikan materi pertolongan dalam situasi gawat darurat. Ia berharap dengan pelatihan ini para relawan bisa membantu dalam pertolongan korban secara tepat dan cepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka diberi materi pertolongan pertama gawat darurat. Intinya membantu, kalau ada apa-apa relawan bisa bergerak lebih dahulu membantu Pemerintah Kota Surabaya (dalam tanggap kedaruratan)," kata Ridwan kepada detikJatim, Rabu (20/7/2022).
Menurut Ridwan, para relawan selama ini juga ikut berperan dalam penanganan kedaruratan di Kota Surabaya. Oleh sebab itu, pelatihan terkait pertolongan pertama sangat dibutuhkan terkait standar operasional prosedur (SPO) pemberian pertolongan.
"Memang relawan ini sudah bergerak, cuman ada pembinaan-pembinaan kembali terkait dengan keterampilan-keterampilan mereka terhadap pertolongan pertama tanggap darurat dan lain-lainnya," ungkap Ridwan.
Ridwan mencontohkan ketika ada kejadian kecelakaan di jalan Kota Surabaya, ada korban yang mengalami patah tulang, tindakan apa yang harus pertama kali dilakukan sembari menunggu tim medis atau PMI datang ke lokasi.
"Semisal ada kecelakaan, mereka bisa membantu, sembari menunggu tim medis. Mereka bisa memberikan spalknya, atau tiba-tiba ada yang tertabrak terus pingsan untuk menyadarkan lebih dulu, seperti itu. Hal itu ada ilmunya semua," lanjut Ridwan.
Ridwan menambahkan respons time dari laporan di Command Center 112 menuju lokasi harus 7 menit. Dengan begitu dibutuhkan banyak bantuan relawan dalam penanganan.
"Sebetulnya relawan itu tugasnya membantu kebencanaan. Pertama kalau ada gempa dan sebagainya. Biasanya kalau di Surabaya kejadian bencana biasanya bencana non-alam, seperti kebakaran, seperti kecelakaan, rumah roboh, pohon tumbang, itu kejadian yang terjadi di Surabaya. Sementara ini relawan materinya pertolongan pertama gawat darurat," ungkap Ridwan.
"Kita tidak boleh putus dengan relawan. BPBD itu ibarat rumah kedua bagi relawan. Jadi bagian dari anak BPBD, kita juga harus memberikan pelatihan juga," ujar Ridwan.
Ridwan mengungkapkan, berdasarkan laporan yang masuk di Command Center 122 dalam sehari ada puluhan penanganan kejadian kecelakaan. "Rata-rata harian kejadian kecelakaan itu bisa 20 hingga 25 kejadian," tandas Ridwan.
(abq/fat)