SDN Meddelan di Sumenep sama sekali tidak dapat siswa baru di tahun ajaran baru ini. Pihak sekolah mengaku tak mampu berbuat apa-apa. Sudah berbagai cara dilakukan agar anak-anak di sekitar mau bersekolah di SDN Meddelan.
Pihak sekolah telah menemui sejumlah warga, juga kepala desa agar wali murid di kawasan sekitar mau mendaftar ke SDN Meddelan. Tapi sampai hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru, tak satu pun siswa yang mendaftar.
Minimnya siswa yang mendaftar di SDN Meddelan Kecamatan Lenteng ini sebenarnya sudah terjadi dua tahun terakhir. Saat ini kelas 2 dan kelas 3 SD itu masing-masing hanya diisi satu orang siswa. Tahun ini lebih memprihatinkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga sudah turun ke bawah, ke masyarakat, ke kepala desa, dan sebagainya. Sharing dengan pengawas juga sudah, tetapi sampai hari pertama masuk sekolah ini tetap tidak ada yang mendaftar ke Meddelan, untuk kelas satu tidak ada, kelas 2 cuma 1 orang, kelas 3 juga 1 orang," kata kepala SDN Meddelan Soviati kepada wartawan, Senin (18/07/2022).
Ada pun untuk siswa di kelas 4 saat ini ada 3 siswa. Sedangkan untuk kelas 5 dan kelas 6 masing terdapat empat orang siswa. Sehingga total siswa di sekolah itu sebanyak 13 orang.
Pada hari pertama masuk sekolah biasanya diterapkan masa pengenalan sekolah kepada siswa baru. Tapi karena tidak ada siswa baru di SDN Meddelan semua siswa di semua kelas dikumpulkan di satu ruangan untuk diberi motivasi agar mereka tetap semangat belajar.
Menurut pihak sekolah, tahun lalu jumlah siswa ada sebanyak 19 orang. Ada 6 orang siswa kelas enam yang telah lulus sehingga tahun ini tersisa 13 siswa karena tak ada satu pun siswa di kelas 1.
"Kemarin, kan, 19 orang. Terus yang lulus kemarin ada 6 orang. Tersisa 13 orang sekarang," katanya.
Sementara itu Kepala Desa Meddelan Moh Haris mengatakan, SDN Meddelan adalah satu-satunya sekolah negeri di desanya. Pihak desa pun berharap sekolah itu tetap bisa mendapatkan siswa.
"Kalau desa sendiri menginginkan sekolah itu tetap tidak kosong. Tapi usaha desa selama ini belum ada tanggapan dari warga karena di dusun Meddelan itu berdempetan dengan sekolah MI. Anak-anak sekolah ke sana," kata Moh Haris, Kepala Desa Meddelan.
Pihak Desa berharap Dinas pendidikan bisa membantu agar siswa di sekolah itu tetap ada supaya sistem zonasi bisa diterapkan. Karena banyak anak-anak di sekitar SDN Meddelan itu lebih memilih sekolah ke SD Desa tetangga, seperti Nyankreng, Daramista, dan sebagainya.
"Saya sudah sarankan ke warga tapi anaknya yang enggak mau. Banyak yang milih sekolah ke Daramista, ke luar desa. Katanya kepala sekolah waktu ke saya, sementara zonasi belum diberlakukan. Jadi harapan desa, zonasi itu bisa diterapkan agar SD itu terisi juga," kata Kepala Desa.
SDN Meddelan sebenarnya memiliki gedung yang lengkap dan cukup bagus dengan lokasi yang juga berdempetan dengan rumah penduduk. Bahkan menurut warga, beberapa tahun lalu SDN Meddelan sangat banyak siswanya. Entah mengapa belakangan jumlah siswanya merosot tajam.
(dpe/iwd)