.webp)
Pemkab Pasuruan meminta para peternak atau pemilik sapi tak menolak pemberian vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK). Vaksinasi merupakan upaya memperkuat imunitas sapi agar tak mudah tertular PMK.
"Vaksinasi ini merupakan upaya pencegahan penularan PMK," kata Wakil Bupati Pasuruan, Abdul Mujib Imron (Gus Mujib), Jumat (8/7/2022).
Menurut Gus Muijib, pemerintah tak mungkin menjerumuskan masyarakat. Terlebih masalah PMK berkaitan dengan keberlangsungan perekonomian para peternak yang harus diselamatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun faktanya, masih banyak peternak yang menolak pemberian vaksinasi dengan alasan takut ternaknya mati atau justru menjadi sakit. Sehingga akan berpengaruh pada harga jual sapi itu sendiri.
"Yang jelas kami tidak akan menyerah untuk meyakinkan kepada para peternak akan pentingnya vaksin sebagai penahan laju penyebaran PMK. Kami akan tetap intens memberikan edukasi terhadap peternak agar mau divaksin," jelasnya.
Gus Mujib menegaskan wabah PMK yang terjadi saat ini memang tak membahayakan jiwa manusia. Namun, wabah PMK menimbulkan masalah ekonomi bagi para peternak.
"Terlebih sekarang sudah mendekati Hari Raya Idul Kurban. Mari kita jaga ternak kita. Yang masih sehat akan disuntik. Dan yang sedang sakit terus kita obati sampai sembuh," katanya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Diana Lukita Rahayu menambahkan pihaknya terus melakukan vaksinasi. Sampai saat ini sudah 30 ribu lebih sapi yang sudah divaksin, sementara stok vaksin masih cukup banyak mencapai 50 ribu dosis.
"Kami mendatangi satu persatu peternak untuk menyuntikkan vaksin. Vaksinasi terus dilakukan hingga stok habis," kata Diana.
Diana mengatakan sasaran vaksinasi yakni sapi yang sehat dan yang sudah sembuh dari PMK, sapi yang masa hidupnya masih panjang bukan sapi yang akan dipotong. Kemudian umur sapi minimal umur 3 minggu.
(iwd/iwd)
