Sederet Fakta Vaginismus yang Sebabkan Gancet hingga Picu Perceraian

Kabar Reproduksi

Sederet Fakta Vaginismus yang Sebabkan Gancet hingga Picu Perceraian

Tim detikHealth - detikJatim
Minggu, 03 Jul 2022 01:01 WIB
Kembali Perawan, Kunyit dan Bunga Pepaya Ampuh Bikin Miss V Rapet
Foto: Getty Images/iStockphoto/Uladzimir Zuyeu
Surabaya -

Beberapa waktu lalu viral di Tiktok seorang wanita yang mengaku terancam diceraikan suaminya karena mengidap vaginismus. Penyakit ini membuatnya tidak bisa berhubungan seks dengan suami. Wanita itu bernama Kash Mustafa, seorang dokter asal Malaysia.

Dilansir dari detikHealth mengutip laman Healthline, vaginismus adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kejang otot di sekitar area vagina secara tidak sadar saat ada upaya memasukkan sesuatu ke dalam vagina.

Kondisi ini bisa menyebabkan hubungan seksual menjadi menyakitkan. Saat pasangan ingin melakukan penetrasi, otot vagina secara tidak sadar akan mengencang dan penis seperti 'terjepit'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa itu vaginismus? Berikut adalah penjelasan dan fakta-fakta terkait vaginismus:

1. Disebabkan oleh Berbagai Faktor

Vaginismus bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres fisik, stres emosional, atau peristiwa yang menyebabkan traumatis.

ADVERTISEMENT

Berikut ini sejumlah pemicu vaginismus secara emosional, dikutip detikHealth dari Medical News Today:

  • Perasaan takut karena rasa sakit
  • Perasaan cemas yang disebabkan oleh rasa bersalah, biasanya karena ada masalah dalam hubungan
  • Peristiwa traumatis, termasuk pemerkosaan atau riwayat pelecehan.

Selain penyebab secara emosional, berikut pemicu vaginismus karena stres fisik:

  • Adanya infeksi, seperti infeksi saluran kemih atau jamur
  • Kondisi kesehatan, seperti kanker atau lichen sclerosis
  • Persalinan
  • Menopause
  • Riwayat operasi panggul
  • Kurangnya pemanasan sebelum bercinta
  • Lubrikasi vagina yang tidak mencukupi
  • Efek samping obat

2. Gejala yang Beragam

Gejala vaginismus pada setiap wanita tidak sama. Tergantung tingkat keparahan. Umumnya gejala vaginismus berupa rasa sakit saat bercinta, rasa sakit saat memasang tampon, dan kesulitan bernapas.

Berikut sejumlah gejala vaginismus:

  • Hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia), disertai dengan rasa sesak dan nyeri seperti sensasi terbakar
  • Kesulitan melakukan penetrasi
  • Nyeri seksual jangka panjang tanpa penyebab yang jelas
  • Rasa sakit saat memasukkan tampon
  • Kejang otot atau mengalami kesulitan bernapas saat mencoba hubungan seksual
  • Vaginismus tidak mencegah wanita untuk tidak terangsang secara seksual. Tapi, kondisi ini dapat terjadi karena wanita merasa cemas saat hendak bercinta, sehingga mencoba untuk menghindari seks atau penetrasi vagina

Dokter menjelaskan penderita vaginismus masih memiliki kesempatan untuk hami. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

3. Pengidap Vaginismus Tetap Bisa Hamil

Harapan untuk hamil dan memiliki keturunan bagi wanita pengidap vaginismus tetap ada. Seperti disampaikan Dokter Robbi Asri Wicaksono, SpOG, selaku praktisi medis vaginismus.

Ia menjelaskan vaginismus bukan merupakan penyakit pikiran, melainkan penyakit organ reproduksi. Oleh karena itu, terdapat kekakuan otot pada dinding vagina yang tidak dapat dikendalikan oleh penderita sehingga menyebabkan kegagalan penetrasi.

Robbi mengatakan, sebesar 4,9 persen pengidap vaginismus yang tidak pernah mengalami penetrasi dinyatakan hamil. Dalam dunia medis, keadaan tersebut dapat disebut sebagai splash pregnancy.

Meski begitu, ia mengatakan bahwa penyakit vaginismus dapat menghambat pengidapnya untuk hamil sebesar 95 persen.

"Jadi mereka memang tidak melakukan penetrasi, tetapi hampir pasti ejakulasi dilakukan di depan vagina persis. Kita tahu ejakulasi itu memiliki daya sembur dan vaginanya penderita vaginismus itu tidak menutup," ucap dr Robbi dalam program e-Life detikcom, Jumat (10/9/2021).

Lebih lanjut ia menyarankan pengidap vaginismus untuk tidak perlu buru-buru memiliki keturunan. Hal yang harus diutamakan adalah mengobati penyakitnya. Meski melalui program hamil, cara itu juga tetap memerlukan penetrasi vagina untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.



Hide Ads