Sederet Fakta Menarik Kota Pasuruan

Sederet Fakta Menarik Kota Pasuruan

Katherine Yovita - detikJatim
Minggu, 09 Feb 2025 01:01 WIB
Gedung Harmonie di Kota Pasuruan
Sederet Fakta Menarik Pasuruan Foto: Muhajir Arifin/detikJatim
Surabaya -

Kota Pasuruan merupakan salah satu kota yang menyimpan banyak kenangan bersejarah sejak zaman kolonial. Kota yang juga dikenal sebagai sebutan Kota Santri ini didirikan pada 8 Februari 1686. Posisinya yang strategis, menjadikan Kota Pasuruan sebagai jalur pusat perdagangan sejak zaman Hindia Belanda.

Saat ini, Kota Pasuruan berada tepat pada jalur transportasi Surabaya-Bali, sehingga masih konsisten berkontribusi sebagai penghubung antarindustri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk produk-produk lokal seperti mebel, kerajinan kayu, dan logam.

Kota Pasuruan kini telah menginjak usia ke-339 tahun, menandai perjalanan panjang yang telah dilalui oleh masyarakat Pasuruan. Sebagai kota yang memiliki akar sejarah kuat, Pasuruan berkembang dari masa ke masa dengan warisan budaya yang terus dijaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kearifan lokal telah menjadi bagian penting yang melengkapi kehidupan masyarakatnya, mencerminkan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, yang kini telah menjadi ciri khas dan identitas Kota Pasuruan.

Semua aspek ini menjadikan Pasuruan lebih dari sekadar kota tua, tetapi juga tempat yang penuh dengan keunikan dan cerita yang menarik untuk ditelusuri. Berikut beberapa fakta menarik tentang Kota Pasuruan yang perlu kamu ketahui.

ADVERTISEMENT

Fakta Menarik Pasuruan

1. Pusat industri gula sejak zaman kongsi VOC

Fakta Menarik Kota PasuruanGedung P3GI Foto: Istimewa (Dok. Cagar Budaya Jawa Timur)

Pasuruan telah lama dikenal sebagai salah satu daerah yang dikembangkan sebagai pusat perkebunan tebu dan produksi gula sejak masa pemerintahan kolonial. Kala itu, gula memiliki harga jual yang fantastis, membuat sektor usaha ini semakin sukses di tangan para pengusaha Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).

Sayangnya, hal tersebut tak bertahan lama sampai wabah hama sereh (Androgon Schoenanthus) menyerang, membuat hasil tebu kebanyakan menjadi cacat karena tidak punya batang. Kondisi ini merupakan sebuah bencana bagi banyak industri gula, tidak sedikit di antaranya yang tumbang satu per satu.

Di tengah krisis yang melanda, berdasarkan laman resmi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) pada tanggal 9 Juli 1887, Proefstation Oost Java (POJ) didirikan sebagai dengan misi melakukan penelitian terhadap penyakit sereh yang menyerang tanaman tebu.

Hingga pada akhirnya, pada tahun 1921, POJ berhasil merilis kultivar klon tebu (POJ 2878) yang sukses menyelamatkan industri gula, tidak hanya di Indonesia melainkan dunia. POJ terdiri dari 3 titik pusat penelitian, titik pertama adalah di Semarang, kedua di Kagok, Majalengka, Jawa Barat, dan yang ketiga adalah di Kota Pasuruan.

Saat ini, POJ telah berkembang menjadi Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang konsisten berperan sebagai pusat penelitian dan referensi utama dalam industri gula baik di tingkat nasional maupun internasional.

2. Kota dengan laju pertumbuhan tertinggi periode 2020-2024 di Jawa Timur

Kota Pasuruan merupakan salah satu wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Jawa Timur periode 2020 hingga 2024 yakni sekitar 1,43% yang disusul oleh Kabupaten Sampang dan Kota Batu. Dilansir dari instagram jatim pemprov dan pemkot pasuruan, hal ini memberikan dampak positif dari segi ekonomi karena membuka peluang besar bagi UMKM dan sektor perdagangan daerah untuk berkembang yang diiringi dengan meningkatnya daya beli masyarakat dan pertumbuhan sektor jasa serta properti.

3. Menikmati suasana Madinah di Kota Pasuruan

Keindahan payung Madinah Kota Pasuruan cocok untuk tempat ngabuburitKeindahan payung Madinah Kota Pasuruan cocok untuk tempat ngabuburit Foto: Muhajir Arifin/detikJatim

Jika berencana menghabiskan waktu akhir pekan di Kota Pasuruan, wisata Payung Madinah dapat menjadi rekomendasi kawasan rekreasi yang bisa anda kunjungi bersama keluarga maupun orang-orang terdekat. Destinasi wisata yang satu ini memiliki 12 payung raksasa yang dibangun secara bertahap, yakni pada tahun 2022 6 payung pertama didirikan, sedangkan di tahun 2023 pembangunan untuk 6 payung lainnya dilakukan.

Suhu kota Pasuruan yang dapat mencapai hingga 35 derajat celcius, menjadikan wisata Payung Madinah sebagai tempat favorit bagi warga lokal maupun wisatawan untuk berteduh dan menikmati hawa angin sepoi-sepoi di alun-alun Kota Pasuruan yang ikonik.

Payung Madinah berada tepat di depan Masjid Agung Al-Anwar, menambah atmosfer seperti sedang berada di Masjid Nabawi, Madinah. Alun-alun dibuka setiap hari, tetapi Payung Madinah hany dibuka mulai pukul 08.00-18.00 WIB. Sementara itu, pada waktu malam hari, payung sudah dalam kondisi tertutup.

4. Pencak Silat Kuntu Mancilan

https://pasuruankota.go.id/Pencak Silat Kutu Muncilan Foto: Istimewa (pasuruankota.go.id/)

Pencak Silat Kuntu Mancilan merupakan salah satu kearifan lokal dari Kota Pasuruan yang masih eksis hingga saat ini. Secara etimologi "Kuntu" memiliki arti "Bangkitlah". Sebuah seruan yang digunakan memacu semangat masyarakat untuk bangkit melawan penjajah kolonial.

Salah satu cabang pencak silat dari Jawa Timur ini didirikan sekitar tahun 1817 oleh sosok bernama Mbah Hasan. Dalam rangka menggalang kekuatan dari pemuda-pemuda, Mbah Hasan mendirikan padepokan pencak silat di Kampung Mancilan dan membekali mereka dengan ilmu-ilmu bela diri agar siap menghadapi ancaman dari pemerintah kolonial.

Hampir seluruh penduduk Mancilan mempelajari pencak silat. Selain sebagai bentuk upaya untuk menjaga warisan leluhur yang berharga, seni bela diri menjadi kemampuan yang penting untuk dimiliki saat ini. Saat ini, pencak silat Kuntu Mancilan telah tersebar di berbagai penjuru dan menghasilkan pesilat yang telah menorehkan banyak prestasi baik di tingkat regional maupun nasional.

5. Tempat berdirinya Gedung Societeit De Harmonie

Gedung Harmonie di Kota PasuruanGedung Harmonie di Kota Pasuruan Foto: Muhajir Arifin/detikJatim

Gedung Societeit De Harmonie merupakan salah satu peninggalan zaman kolonial yang menjadi saksi bisu sejarah masyarakat Pasuruan pada masa itu. Dulunya, gedung ini merupakan pusat berkumpulnya masyarakat elit dan kaum bangsawan pribumi. Berbagai jenis kegiatan diadakan di sana mulai dari pesta, perjamuan, hingga pertunjukan-pertunjukan hiburan dan seni.

Namun, diketahui bahwa gedung ini juga menjadi ruang bertemunya kaum intelektual. Setelah melalui proses revitalisasi oleh pemerintah setempat, gedung Societeit De Harmonie menjadi salah satu wisata bersejarah yang cukup favorit di antara warga lokal dan wisatawan dari berbagai kota. Meski fungsinya telah berubah, nilai historis bangunan ini tidak akan hilang, menandai interaksi berbagai lapisan masyarakat yang terjadi di masa lalu.

Sebagai bagian dari warisan budaya, gedung ini menjadi pengingat akan perjalanan sejarah Kota Pasuruan serta peranannya dalam perkembangan sosial dan intelektual pada masanya.

Itu dia berbagai fakta menarik Kota Pasuruan yang bisa detikers singgahi saat sedang berkunjung ke kota Pasuruan.

Artikel ini ditulis Katherine Yovita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ihc/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads