Sejak beberapa waktu yang lalu fenomena jutaan laron muncul di Jembatan Kali Porong hingga membuat puluhan pengendara sepeda motor terjatuh menjadi perhatian masyarakat. Kemunculan laron ini bukan tanpa sebab. Ada penjelasan secara ilmiah kenapa laron itu terus muncul di jembatan tersebut dan cara mengendalikan populasinya.
Dosen Prodi Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Bidang Hama dan Penyakit Tanaman Dr Ir Sutarman membenarkan laron adalah serangga yang kerap muncul bergerombol.
Banyak yang menganggap serangga ini cenderung mencari tempat yang punya cahaya terang seperti di jembatan Porong. Padahal ada penjelasan yang lebih detail.
Sutarman memperhatikan fenomena munculnya laron di Jembatan Kali Porong dia perhatikan juga terjadi di sejumlah tempat. Termasuk di Jembatan Krembung, Sidoarjo tepatnya di jalan menuju Mojosari, Mojokerto.
"Fenomena ini unik. Biasanya, laron memang keluar setelah hujan. Tapi bukan menyukai tempat yang dingin, ya, laron justru menyukai tempat dengan peningkatan suhu udara," kata Sutarman dihubungi via telepon, Senin (27/6/2022).
Lingkungan dengan kondisi yang sangat disukai laron biasanya ditandai dengan kelembaban udara yang tinggi. Sungai Porong yang lebar menurut Sutarman menciptakan kelembaban udara yang tinggi tetapi suhunya relatif normal.
Sedangkan di area jembatan yang secara struktur fisik (aspal, besi jembatan, dan lain-lain) relatif lebih banyak menyimpan dan mengemisikan panas menyebabkan perbedaan suhu yang drastis.
"Tanah itu, kan, menyerap panas pada siang hari. Di malam hari atau sesudah hujan akan menyumbangkan panas ke udara di permukaannya. Perpaduan dengan kadar air udara atau kelembaban yang relatif tinggi itulah tercipta suasana yang sangat nyaman bagi laron dalam aktivitas prakawin atau mencari pasangan secara cepat. Karena tubuh laron yang transparan mudah dehidrasi," kata Sutarman.
(dpe/iwd)