Kontur jalan yang miring dan sedikit menanjak, menjadi salah satu pemicu truk muat tebu nopol AG 9688 UW terguling dan menewaskan 4 penumpang. Kondisi jalan tersebut dinilai berbahaya untuk kendaraan angkutan barang.
Lokasi tergulingnya truk itu merupakan pertemuan jalan kabupaten dari arah Desa Tanggungan, Gudo ke Desa Sembung, Perak dengan jalan nasional Surabaya-Madiun. Pada simpang 3 ini, kontur jalan nasional Jombang-Nganjuk miring dan menikung ke kanan.
Level aspal jalur arteri tersebut lebih tinggi dibandingkan jalan Kabupaten Tanggungan-Sembung. Sehingga kendaraan dari jalan kabupaten sedikit menanjak untuk masuk ke jalan nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendaraan dari jalan kabupaten yang menuju Nganjuk memang harus belok ke kiri untuk masuk ke jalan nasional. Persis pada posisi jalur menikung ke kiri tersebut, level aspal di tepi jalan nasional juga miring ke kiri.
Tak ayal truk nopol AG 9688 UW yang kelebihan muatan tebu terguling ke kiri atau ke bahu jalan. Di sebelah kiri bahu jalan nasional tempat truk terguling merupakan sungai. Antara sungai dengan bahu jalan tidak dilengkapi pagar besi atau guardrail.
"Aspal jalan nasional ditambahi, yang jalan kabupaten belum. Sehingga jalan kabupaten lebih rendah. Dulunya sama ketinggiannya, rata," kata Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) di Simpang 3 Sembung Budi Santoso (35) kepada wartawan di lokasi, Rabu (15/6/2022).
Warga Dusun Piyak, Desa Sembung ini menjelaskan, kemiringan jalan di Simpang 3 Sembung yang tidak teratur itu sudah sejak satu tahun lalu. Menurutnya, kontur jalan tersebut membahayakan kendaraan angkutan barang. Karena terjadi beberapa kali kecelakaan di lokasi yang sama.
"Sebenarnya butuh penambahan aspal di jalan kabupaten supaya jalannya tidak miring. Memang berbahaya, tidak sering kecelakaan, cuma ada kejadian," terangnya.
Hal senada dikatakan Katijan (50), warga Dusun Piyak. Pria yang sehari-hari menjadi supeltas di Simpang 3 Sembung ini menilai kemiringan jalan yang tidak teratur di pertemuan jalan kabupaten dengan jalan nasional, berbahaya bagi kendaraan angkutan barang.
"Dulu pernah truk muat kardus, tapi terguling ke jalan (ke sisi kanan). Kecelakaan kemarin itu yang parah. Jalan nasional terlalu tinggi. Kalau untuk muatan sebenarnya tidak layak, kurang landai," jelasnya.
"Info awal ya karena muatannya terlalu banyak, ada 10 orang di truk, pertemuan jalan kabupaten dengan jalan nasional kurang singkron. Akhirnya miring langsung terguling," ungkapnya.
Rudi menambahkan, Simpang 3 Sembung menjadi salah satu titik rawan kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Jombang. "Di sini memang sering terjadi laka. Makanya di sini kami akan periksa semua yang terkait dengan laka ini," tambahnya.
Truk nopol AG 9688 UW semula melaju di jalan kabupaten dari arah Desa Tanggungan, Gudo ke Desa Sembung, Perak, Jombang. Truk yang dikemudikan Dafiq itu lantas masuk ke jalan nasional Surabaya-Madiun. Truk menanjak dan belok ke kiri atau ke arah barat untuk menuju arah Nganjuk.
Truk terguling di bahu jalur arteri sekitar 5 meter dari pertemuan antara jalan kabupaten dengan jalan nasional. Tepatnya di Dusun Piyak, Desa Sembung, Perak, Jombang sekitar pukul 17.30 WIB. Muatan tebu dan para penumpang truk tercebur ke sungai di sebelah kiri jalan.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara Satlantas Polres Jombang, truk terguling akibat kelebihan muatan dan konstruksi jalan yang tidak layak. Kecelakaan tunggal ini mengakibatkan 4 penumpang truk tewas, 4 lainnya luka ringan. Delapan penumpang merupakan buruh tebang tebu yang duduk di atas muatan tebu.
Simak Video "Video: Truk Gagal Nanjak dan Terguling Lalu Timpa 2 Pemotor di Tasikmalaya"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)