Ribuan Sapi di Malang Barat Mati Terjangkit Wabah PMK

Ribuan Sapi di Malang Barat Mati Terjangkit Wabah PMK

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 15 Jun 2022 10:08 WIB
Ribuan Sapi di Malang Barat Dikabarkan Mati Akibat PMK
Sapi-sapi warga Malang mati mendadak diduga terjangkit PMK (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) mengganas di wilayah Kabupaten Malang. Ribuan sapi dikabarkan mati dan belasan ribu ekor terserang PMK.

Kasus terbanyak berada di tiga kecamatan Malang barat. Yakni Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Kasembon, merupakan sentra produksi susu.

Awalnya sapi yang mati dikubur peternak di pekarangan rumah miliknya. Setelah jumlah kasus kematian sapi terus meningkat, warga harus bergotong royong mengatasi ternak sapi yang ditemukan mati setelah terserang PMK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian sapi yang tak bisa diselamatkan terpaksa dipotong paksa dan dikubur massal. Total populasi sapi perah di tiga wilayah itu mencapai 53 ribu ekor. Sejak wabah PMK merebak Mei 2022 lalu, setidaknya ada 11 ribu ekor sapi perah yang terserang di wilayah itu.

Camat Pujon Ahmad Taufiq membenarkan sudah banyak sapi perah milik warganya mati akibat terserang PMK.

ADVERTISEMENT

"Iya benar ada, tapi bukan sampai 1.000 ekor melainkan ratusan sapi yang mati akibat PMK di wilayah Pujon," Taufiq saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (15/6/2022).

Taufiq mengaku, setidaknya ada 10 desa yang terserang wabah PMK di wilayah Kecamatan Pujon.

Berdasarkan laporan masing-masing desa per 12 Juni 2022 tercatat kasus PMK di Kecamatan Pujon sebanyak 7.322 ekor sapi, untuk kasus kematian ternak sebanyak 373 ekor, sembuh 3.373 ekor dengan populasi sebanyak 23.807 ekor sapi perah. Jumlah ternak sapi yang mati mencapai hampir 373 ekor.

"Kalau dari laporan desa, sapi yang mati sampai dengan sekarang 373 ekor di 10 desa se-Kecamatan Pujon," akunya.

Namun Taufiq tidak mengetahui detil wilayah desa mana yang terbanyak kasus kematian sapi akibat PMK. Karena dirinya harus membaca kembali laporan masing-masing desa. Namun seingat dia, untuk Desa Pujon Kidul saja, jumlah kasus kematian sapi perah akibat terpapar PMK sudah mencapai 100 ekor lebih.

"Namun Pujon Kidul bukan yang terbanyak. Laporan terakhir kasus terbanyak di Desa Sukomulyo juga sampai seratus ekor yang mati," bebernya.

Kepala Dusun Krajan, Desa Pujon Kidul, Asnawi menambahkan, khusus di wilayahnya saja hampir 120 ekor bahkan lebih sapi perah mati setelah terserang PMK. Sapi yang mati dikubur warga di pekarangan rumah.

"Laporannya yang masuk itu di Desa Pujon Kidul sudah ada 120-an ekor, bahkan mungkin lebih. Dulu awalnya dikubur di pekarangan, tapi itu tidak bisa untuk warga yang pekarangannya kecil," imbuh Asnawi.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang berupaya memperbaruhi data kasus PMK yang menyerang ternak sapi khususnya di tiga kecamatan yakni Pujon, Ngantang dan Kasembon. Karena berdasarkan data yang dimiliki, ditemukan selisih jumlah kasus dan kematian ternak.

"Kita terbatas jumlah petugas pendataan, sehingga membuat banyak data yang tidak terkonfirmasi oleh kami," ujar Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Nurcahyo terpisah.

Total ada 11.000 ekor sapi yang terpapar PMK dari tiga kecamatan tersebut. Dari jumlah itu 1.000 ekor di antaranya dilaporkan mati, sedangkan total populasi sapi yang tercatat mencapai 53.000 ekor sapi.

Paparan data sapi yang terkena PMK dari tiga kecamatan Kabupaten Malang berbeda dari catatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang. Pada data yang diterima dinas tersebut sebanyak 5.623 ekor, khusus di daerah Pujon mencapai 3.688 ekor sapi terkonfirmasi PMK.

Jumlah ini ternyata cukup berselisih jauh dari data yang dilaporkan para kepala desa dan camat di tiga kecamatan tersebut.




(fat/fat)


Hide Ads